View Full Version
Selasa, 03 Nov 2020

Resensi Buku: Perempuan Suamiku Karya Intan Savitri

Judul : Perempuan Suamiku
Penulis : Intan Savitri
Penerbit : Noura
Tahun : 2017
Tebal : 241 halaman
Peresensi : riafariana
 
Perempuan Suamiku adalah salah satu judul cerpen karya Intan Savitri. Judul yang sama juga dijadikan judul buku kumpulan cerpennya. Judul yang dari membacanya sekilas sudah langsung terbaca ini cerpen tentang apa.
 
Orang ketiga. Wanita idaman lain. Pelakor istilah trend-nya alias perebut laki orang.
 
Tetapi, lelaki siapa yang direbut? Hingga si lelaki mati, istri pertama tak merasa suaminya direbut perempuan lain. Dia selalu pulang ke rumah setiap hari. Wajar jika perempuan ini shock saat ada perempuan lain yang menangisi kematian suaminya dengan lebih menyayat. Siapa dia? 
 
Istilah perempuan suamiku memang lebih menghentak daripada istri kedua suamiku. Meskipun pada faktanya, perempuan ini dinikah secara sah oleh si suamiku. Penyebutan ini terasa kurang pas ketika pembaca mengetahui duduk perkaranya.
 
Beda dengan Perempuan Suamiku yang ditulis oleh Sirikit Syah. Judulnya memang sama persis tapi isinya beda. Jika tak salah ingat, Sirikit menuliskan tentang Perempuan Suamiku yang posisinya memang selingkuhan.
 
Di balik keberbedaan itu, ada satu kesamaan. Sosok istri dan si perempuan suamiku adalah dua kutub yang berbeda.
 
Bila pada karya Intan si istri adalah sosok enerjik dan berprestasi hingga S2 dan S3 di luar negeri, pada karya Sirikit si istri adalah sosok rumahan yang lembut dan pandai merawat diri. Intan menampilkan perempuan suamiku adalah sosok yang lembut, keibuan, dan patuh. Sirikit sebaliknya, sosok enerjik, semaunya, kreatif, dan perokok ditampilkan sebagai kontra dari sosok istri yang di rumah.
 
Dari gambaran sosok istri dan perempuan suamiku, baik Intan maupun Sirikit seolah menunjukkan bahwa laki-laki menginginkan dua kutub itu sebagai miliknya.
 
Bila istri lembut dan rumahan, perempuan lain itu yang enerjik, kreatif, dan agak urakan. Begitu sebaliknya. Bila yang dimiliki adalah sosok yang berprestasi, lincah, dan enerjik maka yang diinginkan adalah dia yang lembut, patuh, dan duduk manis di rumah.
 
Hmm...apakah memang seperti itu ya? Apapun itu, Islam telah memberikan solusi dan aturan bagi permasalahan ini. Poligami menjadi bagian syariat yang pasti ada kebaikan di dalamnya. Silakan menikah 2, 3, 4, dan cukup 1 saja bila dikhawatirkan tak mampu berlaku adil. Menikah, bukan selingkuh. Sah, bukan diam-diam. 
 
Di sini, fiksi memotret fenomena di masyarakat. Tak dipungkiri banyak kisah serupa Perempuan Suamiku di luar sana. Semoga, sepahit apapun kondisi dan kenyataan yang terjadi, tak membuat kita berlepas dari aturan Allah. Sungguh, tidak beriman seseorang hingga hawa nafsunya tunduk pada hukum syara. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
 
Ilustrasi: fimela.com

latestnews

View Full Version