View Full Version
Senin, 18 Jan 2021

Cintai Ibumu Tanpa Tapi, Tanpa Nanti

 

Rasulullah pun menyebut nama Ibu sebanyak tiga kali, sementara ayah hanya satu kali. 

Oleh:

Iffa Destra || Aktivis Fikrul Islam

 

JIKA ada lelaki yang menjadi ulama, cendikiawan, tokoh ternama atau bahkan seorang pahlawan kesatria, maka lihatlah siap ibunya. Sosok ibu sangat berperan besar dalam membentuk watak, karakter dan kepribadian anak. Ibu adalah madrasah pertama anak sebelum mereka mengenyam pendidikan di sekolah formal. Maka kecerdasan, keuletan serta perangai sang ibu merupakan faktor penting dalam mengukir masa depan sang anak.

Lalu apabila kita melihat realita hari ini, nyatanya masih saja ada anak yang begitu tega menganiaya ibunya padahal dialah yang telah mengandungnya selama 9 bulan lamanya, kemudian melahirkannya dengan bertaruh nyawa, hingga menyusui dan merawatnya sepenuh hati tanpa pamrih sedikitpun. Namun, demikian pula yang telah diperbuat oleh Syukur, pemuda berusia 19 tahun asal Pinrang, Sulawesi Selatan. Ia tega menganiaya ibu kandungnya Reta (53 th), hanya karena tidak diberi uang untuk membeli rokok.

Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Dharma Praditya menceritakan bahwa penganiayaan awalnya terjadi pada Sabtu, 5 Desember 2020 lalu. “Pelaku Kesal lantaran saat minta uang Rp 2.000,00 untuk membeli rokok tidak dikasih”, ungkapnya kepada wartawan Senin (7/12/2020).

Perilaku anak terbentuk salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan tempat dimana ia tinggal, terutama lingkup keluarga. Anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua misalnya. Hal ini dapat menjadi faktor penyebab kenakalan remaja yang tengah marak. Aspek lingkungan juga yang turut andil dalam pembentukan karakter remaja. Bahkan negara sebagai tempat remaja itu berlindung memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan perhatian khusus dan menciptakan nuansa keimanan.

Upaya berupa membangun keterikatan remaja terhadap agamanya sejak dini, menanamkan kalimat tauhid, membuka kehidupan anak dengan kalimat Laailahailallah, mengajarkan masalah halal haram, serta memerintahkannya untuk beribadah saat umurnya 7 tahun ini merupakan suatu upaya agar anak mau mempelajari hukum-hukum ibadah dan menjadi terbiasa melaksanakan ketika tumbuh menjadi dewasa.

Islam juga telah memerintahkan setiap anak untuk menghormati dan berbakti kepada ibunya. Bahkan terdapat sebuah kisah bagaimana tingginya kedudukan ibadah birrul walidain. Ia adalah Muhammad bin Al Hanafiyah. Ia banyak menimba ilmu dari Ali bin Abi Thalib. Setelah ibunya menjadi tua dan lemah, ia membantu menyisir rambut sang ibu sebagai suatu bentuk ibadah.

Rasulullah pun menyebut nama Ibu sebanyak tiga kali, sementara ayah hanya satu kali. "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu. (HR. Al Bukhari).

Rasulullah juga pernah berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari seseorang bernama Uwais al Qarni. Umar dan Ali dipesankan untuk meminta Uwais mendoakan pengampunan bagi diri mereka.

Uwais al Qarni adalah seorang anak yang sangat memuliakan ibunya. Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya tabi'in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian" (HR. Muslim)

Oleh karena itu, apabila bentuk suri tauladan yang telah diberikan Rasulullah dan para sahabat tersebut dapat diamalkan dengan benar, maka semua anak pasti akan mencintai ibunya, dengan berbakti, hormat dan ketaatan. Begitu pula dengan sang ibu, ia akan memetik manisnya buah dari ketaatan anak, birrul walidain.*


latestnews

View Full Version