View Full Version
Senin, 19 Jul 2021

Haedar: Ada Jutaan Ilmuwan di Dunia Mustahil Mayoritas Bersekongkol Melakukan Konspirasi

KUNINGAN (voa-islam.com) – Para ilmuwan dikenal sebagai kelompok yang memiliki standar ketat dalam memutuskan perkara. Untuk menyepakati satu hal tertentu, para ilmuwan memakai kesepakatan yang kebenarannya berlaku universal di semua tempat (ijtihad jama’i).

Karenanya, anggapan satu dua ilmuwan yang menyelisihi kebenaran universal dianggap tidak mampu membatalkan kebenaran ijtihad jama’i. Hal inilah yang turut berlaku untuk menanggapi satu-dua oknum ‘ilmuwan’ yang menggaungkan tema konspirasi.

“Walaupun ada orang yang berbeda ya kita ambil gampangnya saja. kalau dari sejuta dokter itu percaya pada covid dan vaksinasi ada 1-2 yang miring dan tidak, gitu percaya yang banyak, jangan percaya yang sedikit. Dalam ilmu itu jelas pakai ijtihad jama’i. Bukan soal one man one vote, tidak ada hubungannya itu. Kalau sudah semua ilmuwan, itu tidak mungkin berkonspirasi wong agamanya beda, pilihan politiknya beda, golongannya juga beda, rasnya juga berbeda jadi para ilmuwan yang banyak itu harus lebih dipercaya daripada yang satu dua,” kata Haedar.

Dalam Kuliah Umum STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jumat (16/7) Haedar lalu berpesan agar warga Muhammadiyah tidak terseret arus oleh fitnah di atas. Sebab, Muhammadiyah memiliki karakter keilmuan yang kuat dibandingkan dengan sikap emosional semata.

“Seperti sekarang Muhammadiyah punya lembaga MCCC untuk menghadapi Covid-19 ini yang dalam organisasi itu berdasarkan ilmu, dari ahli epidemilogi, para dokter, kemudian ahli-ahli sains yang lain. Sehingga ketika Muhammadiyah mengambil kebijakan itu berdasarkan ilmu. Di Majelis Tarjih juga sama. Ada yang ahli ilmu agama secara umum, dan ahli di berbagai bidang ilmu sehingga ketika Tarjih mengambil kesimpulan, keputusan itu juga bil ilmi,” jelasnya seperti dikutip voa-islam.com dari laman resmi muhammadiyah.or.id.

Haedar juga berpesan bahwa segala pernyataan akan dipertanggungjawabkan di akhirat sehingga berbagai pernyataan yang menggampangkan pandemi seperti pendapat untuk takut kepada Allah saja daripada Covid-19 pun akan memiliki hisab yang berat.

“Maka jangan sembarangan ketika kita bilang bahwa wah kalau kita berikan, ga usah takut kepada Covid, takut saja kepada Allah. Nah itu ciri berpikir yang tidak bil ilmi itu, atau jika dengan ilmu, ilmunya terbatas,” pesan Haedar membawakan ayat 36 Surat Al-Isra’.

“Apalagi sampai berkata ‘Ya sudahlah kalau sudah meninggal ya meninggal’. (Mati) Itu memang takdir Allah tapi ikhtiar itu juga harus bil ilmi. Allah berfirman (dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penghlihatan, dan seluruh tubuh akan dimintai pertanggungjawaban). Maka jangan sampai berkata berbuat tanpa ilmu,” pesan Haedar. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version