View Full Version
Kamis, 21 Nov 2013

Smart Teen (40): Mengkaji Islam dengan Iptek ?

Sahabat Muda Voa-islam yang Shalih dan Shalihah insya Allah,

Pernahkah kita berfikir untuk mengkaji islam melalui IPTEK? Jika pernah, apa pendapat masyarakat luas tentang tindakan kita? “Awas nanti Kamu masuk JIL”, “Agama jangan dicampur dengan IPTEK”, “Nanti Kamu murtad” pasti banyak dari mereka yang mengatakan demikian. Karena apabila hanya dilihat dan dibaca tanpa dipikir, ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an terlihat sering saling bertolak belakang. Walaupun sudah banyak ilmu pengetahuan yang sesuai, tapi juga masih banyak yang belum. Padahal kalau kita mau mengkaji lebih dalam lagi, sebenarnya ilmu pengeta-huan dan Al-Qur’an saling berhubungan.

Nah, sekarang apa pendapat Al-Qur’an tentang mengkaji ajaran islam dengan IPTEK? Dalam Al-Qur’an pasti kita sudah berkali-kali menemui ayat dengan kata “berfikir”, “bagi kaum yang berfikir”, dan sebagainya yang serupa.

“… Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (2:219)

“… Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (45:13)

“…Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (7:176)

“…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (13:4)

Jika Allah memerintahkan kita untuk berfikir, bukankah artinya Allah menyukai hamba yang berilmu dan mau kritis terhadap ilmu pengetahuan. Karena suatu teori yang tidak mempunyai landasan kuat, yaitu landasan yang dapat diterima masyarakat yang berfikir maka teori atau ajaran tersebut akan mudah dibantah. Seperti yang kita tahu, pada zaman kejayaan islam yang terjadi sekitar abad ke-8 sampai abad ke-13 banyak sekali ilmu pengetahuan yang dikemukakan oleh cendekia muslim. Kita punya Ibnu Sina dalam bidang kedokteran dan Al-Khawarizmi dalam matematika, serta pengembang ilmu pengetahuan lainnya, seperti dalam bidang optik dan astronomi. Hal ini menunjukkan mereka adalah muslim yang suka berfikir.

Namun saat ini, belajar islam terlalu tekstual dan doktrin. Kita tidak diajarkan mengkaji islam dengan IPTEK karena takut akan mengarah kesesatan. Percaya atau tidak, inilah fenomena yang terjadi di msayarakat, mereka menganggap ilmu pengetahuan tidak dapat disatukan dengan ajaran islam. Hal ini membuat orang yang belajar islam dengan baik akan meninggalkan ilmu pengetahuan, dan yang memilih lmu pengetahuan akan jauh dari ajaran islam. Padahal, remaja yang hanya belajar islam secara tekstual dan doktrin akan menjadi sasaran empuk bagi kaum atheis dimana mereka bisa menentang ajaran islam dengan teori-teori dalam ilmu pengetahuan yang diterima oleh masyarakat universal, akhirnya malah membuat keyakinan akan islam goyah.

Maka dari itu, mari kita belajar Islam bukan hanya secara tekstual dan doktrin. Karena saat kita belajar islam yang juga didukung oleh IPTEK maka kita menjadi kritis sekaligus mempunyai benteng akan ghazwul fikri.

 

Nama Asli                   : Nur ‘Aini

Nama Pena                  : ANr

Nama Facebook          : AiniAinut

Nama Twitter             : @AiniAinut


latestnews

View Full Version