View Full Version
Jum'at, 29 Nov 2013

Smart Teen (46): Menjaga Motivasi Diri, Meraih Cita tertinggi

“Ad-diinu-n-nashiihah” kalimat di dalam hadits arba’in tersebut menginformasikan kepada kita bahwa salah satu hak seorang muslim terhadap muslim yang lain adalah apabila seseorang meminta nasihat, hendaklah ia menasihatinya.

”Nasihat” merupakan sebuah kata singkat penuh isi, maksudnya ialah segala hal yang baik. Dalam bahasa Arab tidak ada kata lain yang pengertiannya setara dengan kata ”nasihat”, sebagaimana disebutkan oleh para ulama bahasa Arab tentang kata “al fallaah” yang tidak mempunyai padanan setara, yang mencakup makna kebaikan dunia dan akhirat.

Nasihat sangat dibutuhkan oleh setiap muslim, terlebih saat mereka sedang lemah semangat (futur) atau kurang bergairah dalam beribadah. Tidak sedikit kata-kata bijak mampu ‘menyihir’ seseorang yang sedang futur untuk kembali ke jalan hidayah. Namun, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri juga merupakan kewajiban syar’i.

Wajib bagi kita untuk mampu memotivasi diri sendiri. Sebab orang yang tidak mampu memotivasi diri sendiri akan cenderung malas beramal. Ia juga cenderung menghabiskan waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Hidupnya tidak produktif. Padahal sebenarnya diri kita ini bukanlah milik kita. Tubuh atau jasad kita ini hanyalah titipan Allah, yang sewaktu-waktu bisa diminta Allah kapan saja. Allah menitipkan tubuh kita ini agar kita memaksimalkan untuk beribadah kepada-Nya, yang berarti jika kita menyia-nyiakannya dengan malas beribadah dan beramal, tidak produktif, dan lain sebagainya, berarti kita telah melakukan kedzaliman karena kita tidak amanah terhadap apa yang telah Allah titipkan kepada kita, bahkan ruuh yang ada pada diri kita pun bukan milik kita, semuanya adalah milik Allah.

Semua itu berarti bahwa tidak ada sedikitpun ruang bagi kita untuk merasa memiliki diri kita, sehingga dalam setiap waktu, dalam setiap detik dalam hidup kita harus kita gunakan untuk beramal shalih dan beribadah kepada-Nya.

Motivasi itu perlu, karena dari sana kita menemukan sensasi yang membuat semangat hidup terasa terpacu. Bahkan, terkadang pula ada kebaruan-kebaruan yang membuat kita merasa lebih muda, berenergi dan kuat untuk melakukan sesuatu.

Motivasi seperti juga rasa dan niat, adalah sesuatu yang abstrak. Dia ada dalam dada kita. Energi kita untuk selalu berbuat, sekuat motivasi yang ada di dalam dada kita. Dorongan dan motivasi untuk meraih sebuah kehidupan yang bahagia, tentram, dan sebagainya adalah rahasia besar yang tersembunyi dalam diri banyak orang. Rahasia itulah yang memperbarui motivasi ketika semangat kita sedang menciut dan mengecil. Seperti pelita minyak, cahayanya tidak akan terbarui kecuali dengan selalu menuangkan minyak yang baru dari waktu ke waktu. Maka sesungguhnya, motor penggerak internal kita tidak akan menyala kecuali dengan selalu men-charger ulang energi yang berupa dorongan dan motivasi.

Karya besar bermula dari mimpi-mimpi besar             

Mimpi hari ini adalah keberhasilan esok (Hasan Al Banna). Ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kata-kata tersebut bahwa tetaplah bermimpi, karena mimpi itu akan menjadi energi dahsyat untuk mewujudkannya. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menggunakan kata “mimpi”, yang kemudian ada yang mengganti kata mimpi dengan “cita-cita tertinggi dalam hidup”.

Ada sebuah cerita tentang perjuangan para pilot yang sedang melalui masa ujian, menembus ketinggian terbang sampai lapisan stratosfer, mendaki ketinggian yang tak pernah terbayangkan dengan pesawat jet atau roket, memiliki ungkapan yang biasa digunakan untuk mengekspresikan dunia mereka.

Mereka menyebutnya “membuat lubang di langit”. Mereka saja yang notabene orang-orang kuffar PeDe untuk bercita-cita tinggi, kita yang muslim seharusnya lebih baik dari mereka. Itulah yang seharusnya kita lakukan dengan hidup kita, mendaki sampai ke balik kehidupan yang terlalu biasa dan membosankan, untuk meraih lebih dari yang dijalani sehari-hari. Namun yang lebih sering terjadi adalah, kita menetapkan cita-cita yang terlalu rendah, sehingga yang kita peroleh dalam kehidupan pun hanya sesuatu yang biasa-biasa saja.  

“Kita ini manusia”, begitu kita menyebut diri kita ini. “Langit itu terlalu tinggi untuk bisa dilubangi.” Kemustahilan seperti inilah yang seringkali menghentikan kita. Tetapi, sesungguhnya tantangan kemustahilan seperti itulah yang telah membawa kehidupan ini keluar dari sifatnya yang biasa dan memasuki jalan tol yang kemudian membawa kita meraih tujuan kita.

Cita-cita tertinggi dalam hidup

Sesuatu yang besar dapat dicapai dengan obsesi dan cita-cita yang besar. Kedewasaan adalah hasil proses pemikiran, pengalaman, tekad, latihan, dan segala usaha untuk menjadi lebih besar.

Prestasi-prestasi besar tidak muncul dari cita-cita yang kecil, tekad yang lemah, dan usaha yang setengah-setengah. Semakin tinggi nilai sesuatu, semakin mahal harganya. Bila ingin mencapai surga yang tertinggi di akhirat, maka seseorang harus berada pada posisi tertinggi dunia (M. Ahmad Rasyid cit Hartono). Jadilah seperti Elang, berani sendirian dan terbang lebih tinggi dari burung lainnya. Berani! Niscaya kau akan lebih tinggi.

Sejarah peradaban telah membuktikan bahwa orang-orang besar pada kenyataannya mereka memiliki cita-cita yang tinggi. Kemudian dengan segenap usaha dan kesungguhannya, berhasil mencapai harapan dan cita-cita besar yang dicanangkan itu.

Orang-orang yang memiliki kesungguhan yang tinggi akan mengorbankan jiwa dan segala apa yang berharga untuk mendapatkan tujuannya dan mewujudkan cita-citanya, karena ia tahu bahwa kemuliaan itu tergantung pada penghalang-penghalang yang merintanginya. Dan sesungguhnya kebaikan tidak akan didapatkan kecuali dengan merasakan kesulitan, dan tujuan tidak tercapai kecuali dengan melintasi jembatan keletihan, maka:

“... Beramalah kalian, maka ALLAH, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin akan melihat amalmu.” (QS. At-Taubah: 105).

Maka, Berkaryalah kalian, maka ALLAH, Rasulnya dan orang-orang mukmin akan melihat karyamu.

Al-Qur’an dan Al-Hadits adalah Motivasi

Semua yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits adalah motivasi (kata ustadzahku). Al-Qur’an secara eksplisit dan implisit menyuruh kita untuk mampu memotivasi diri. Sebaliknya mengecam orang yang terlalu tergantung pada motivasi orang lain, sehingga cenderung menyalahkan orang lain sebagai akibat kemalasan dan kegagalannya.

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...”(QS.Ar-Ra’du:11).”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat...”(QS.At-Taubah:41).

 ”Dan barangsiapa berjihad (bersungguh-sungguh), maka sesungguhnya jihad itu adalah untuk dirinya sendiri..”(QS.Al-‘ankabut:6).”...Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”(QS.Yusuf:87). “atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan (ALLAH) sejak dahulu, sedang kami adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” (QS. Al-A’raf: 173).

Rasulullah adalah seorang yang terampil memotivasi dirinya sendiri. Berbagai bentuk ibadah (seperti shalat, doa, dzikir, shaum, dsb) yang beliau lakukan mampu menjadi pemicu timbulnya motivasi yang tinggi dalam hidup beliau, bahkan motivasi yang tinggi tersebut beliau tularkan kepada para sahabatnya, sehingga sahabat menjadi manusia-manusia yang memiliki motivasi dosis tinggi dalam hidupnya.

Akhirnya kemampuan memotivasi diri akan membuat kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat. Jika kita ingin sukses di dunia, kita butuh motivasi yang tinggi untuk mencapainya. Jika kita ingin sukses di akhirat, kita juga butuh motivasi yang tinggi untuk meraihnya. Motivasi yang tinggi hanya bisa diperoleh dari memotivasi diri sendiri, bukan menunggu dimotivasi orang lain.

Ditulis oleh: Dian Kurniawati, Yogyakarta.

Mahasiswi S2 Pemuliaan & Genetika Molekular, Fakultas Peternakan UGM

Referensi:Al-Qur’anul Kariim.Syarah hadits arba’in Imam Nawawi. Pensyarah Ibnu Daqiq Al ‘Ied, Media Hidayah, Cet 1, 2001.Hafal Al-Qur’an dalam sebulan. Ir. Amjad Qosim,Qiblat Press Cet.2, 2008..Goresan kata motivasi Islami, Muhammad Azhar, Taqwa Media, Cet 1, 2010.Total Motivation, Satria Hadi Lubis, Pro-U Media, Cet.3, 2007.Never Ending Succes, Budi Hartono, Cet. 1, 2006.Ramadhan is Dead, Shofwan Al Banna, Pro-U, Cet.1, 2004.Tarbawi, eds 264, tahun 2011.Nothing to something, Charles Newton, Penerbit BACA!, Cet 1, 2007


latestnews

View Full Version