View Full Version
Jum'at, 24 Jan 2014

Aliran Sesat Syi'ah : Dari Mana datang, kemana pergi?

SYI'AH’Dari Mana datang, kemana pergi ...?

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا ها دي له , وأشهد ألا اله الا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده و رسوله صلى الله عليه و على اله وصحبه وسلم تسليما كثيرا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [آل عمران: 102].

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء: 1].

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا [الأحزاب: 70، 71].

أما بعد :

فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمدصلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعه وكل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار.

{لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} [آل عمران:164].

“Sungguh Alloh telah memberikan anugerah kepada orang-orang yang beriman, ketika Dia mengutus kepada mereka seorang rosul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Alloh, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Sesungguhnya sebelum (kedatangan rosul) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.[Ali Imron: 164].

Sesungguhnya diantara ujian serta cobaan berat yang menimpa umat Islam yang haq ini, adalah dengan munculnya sebuah sekte sesat yang mengaku sebagai para pecinta Nabi dan Ahlul Bait, alias aliran sesat syiah laknatullah.

Alloh ‘Azza wa Jalla mengutus Rosul-Nya Shollallohu ‘Alahi wa Sallam sebagai satu-satunya pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus:

{وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ} [الشورى: 52].

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. [Asy-Syuro : 52].

Maka barang siapa yang memenuhi perintah Alloh ‘Azza wa Jalla dengan mengikuti bimbingan Rosul-Nya, maka akan meraih keberuntungan yang sangat besar:

{وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا} [الأحزاب: 71].

Dan Barang siapa mentaati Alloh dan Rosul-Nya maka sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yang besar. [Al-Ahzaab:71].

Islam yang dibawa oleh Rosululloh Shollallohu ‘Alihi wa Sallam ini adalah agama kebenaran yang tunggal dan bersifat universal, selalu sesuai dengan perjalanan zaman.

{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا} [المائدة: 3].

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku kepada kalian, dan telah Kuridhoi Islam menjadi agama bagi kalian”. [Al-Ma’idah : 3].

Sehingga agama ini tidak perlu diperbandingan dan tidak pula butuh diperpadukan dengan agama yang lainnya, maka barang siapa yang menjadikan agama selain Islam sebagai sebagai kiblat, acuan dan pedoman, maka Alloh ‘Azza wa Jalla tidak akan menerimanya:

{وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران: 85].

Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi”. [Ali-Imron: 85].

{إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلَامُ} [آل عمران: 19].

“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah hanyalah Islam”[Aal-Imron:19].

Semestinya bagi orang-orang yang mengaku bahwa dirinya adalah orang yang beragama Islam, beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, hendaknya dengan senang hati memenuhi panggilan Robbnya dan panggilan Rosulnya:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِله وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24].

Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan Rosul pabila keduanya menyeru kalian kepada suatu perkara yang memberi kehidupan kepada kalian”.[Al-Anfaal : 24].

Di antara manusia ada yang dikehendaki oleh Alloh ‘Azza wa Jalla untuk menerima hidayah dan beriman dengan baik dan benar, di antara mereka ada yang dikehendaki untuk kufur, menolak dan ingkar:

{الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا} [الكهف: 29].

“Kebenaran itu adalah dari Robbkalian, maka barang siapa yang Dia kehendaki (beriman), maka dia menjadi orang yang beriman dan barang siapa yang dia kehendaki (kafir) maka dia akan ingkar dan Kami telah menyiapkan neraka bagi orang-orang yang zholim”. [Al-Kahfi:29].

Namun hendaknya setiap jiwa mengikuti kebenaran yang telah datang kepadanya, sehingga dia meraih pujian dan keridhoan Robbnya:

{ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ} [محمد: 3]

“Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti kebatilan dan sesungguhnya orang-orang mu'min mengikuti kebenaran”. [Muhammad: 3].

Alloh 'Azza wa Jalla mencela orang-orang kafir yang menolak kebenaran, ketika kebenaran itu telah datang dan sampai kepadanya:

{بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَرِيجٍ} [ق: 5].

“Bahkan mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau”. [Qoof:5].

Adanya dua sisi yang berlawanan antara sikap menerima orang-orang yang beriman dan sikap ingkar, kufur dan penentangan yang dilakukan orang-orang yang kafir itu, adalah sebagai fitnah dan cobaan dari Alloh Subhaanahu wa Ta’aala atas umat manusia, siapakah diantara mereka yang paling baik amalannya, sebagaimana perkataan Alloh Ta’ala:

{لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا} [الملك: 2].

“Supaya Dia menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya”. [Al-Mulk:2].

{إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا} [الكهف: 7].

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di atas muka bumi ini sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”. [Al-Kahfi : 7].

Kemudian diantara hikmah dibalik penentangan orang-orang yang enggan menerima kebenaran, adalah sebagai fitnah untuk menguji kesabaran orang-orang yang beriman:

{وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا} [الفرقان: 20].

“Dan Kami menjadikan sebagian kalian fitnah, untuk sebagian yang lain, apakah kalian akan bersabar? Dan Robb-mu adalah Al-Bashir (Yang Maha Melihat”. [Al-Furqon:20].

Dalam ayat tersebut, menunjukkan bahwa Alloh Jalla wa ‘Ala mengkhabarkan kepada kita, bahwa diri-Nya telah menjadikan sebagian manusia sebagai fitnah, ujian dan cobaan untuk sebagian yang lainnya.

Seperti kenyataan yang kita dapati, cobaan demi cobaan yang dialami oleh hamba-hamba Alloh yang beriman oleh perbuatan makar orang-orang yang kafir, pahitnya ujian demi ujian yang dialami orang yang beriman berupa perang pemikiran yang selalu dilancarkan oleh orang-orang kafir, dan begitu juga orang-orang yang fasiq, munafik, para pelaku kerusakan di atas muka bumi ini, Alloh Subhaanahu wa Ta’aala mengatakan:

{وَلَوْ يَشَاءُ اللهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ} [محمد: 4]

“Apabila Alloh menghendaki niscaya Alloh akan memberikan kemenangan untuk mereka (atas orang-orang kafir). Akan tetapi Alloh hendak menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain”.[Muhammad:4].

Akan tetapi, hikmah besar dibalik ujian tersebut, Alloh Azza wa Jalla hendak membersihkan dosa hamba-hamba-Nya yang beriman, dan membinasakan hamba-hamba-Nya yang ingkar:

{وَلِيُمَحِّصَ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ [آل عمران: 141]

“Yang demikian itu adalah agar Alloh membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir”. [Ali-Imron: 141].

Di antara hikmah besar dari cobaan itu, Alloh Azza wa Jalla hendak menguji kejujuran setiap seorang hamba dalam keimanan mereka:

{الم. أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ} [العنكبوت: 1-3].

“Alif laam miim. Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka dibiarkan (begitu saja) mengucapkan: “Kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji?. Sungguh Kami telah menguji generasi sebelum kalian, maka sesungguhnya Alloh benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan orang-orang pendusta”. [Al-‘Ankabut:1-3].

{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ} [آل عمران: 142[.

“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum dinyatakan oleh Alloh orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum terbukti orang-orang yang sabar?”. [Ali-Imroon:142].

Sesungguhnya diantara ujian serta cobaan berat yang menimpa umat Islam yang haq ini, adalah dengan munculnya sebuah sekte sesat yang mengaku sebagai para pecinta Nabi dan Ahlul Bait (keluarga NabiSholallohu 'Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sohbihi wa Sallam), sedangkan hakikat mereka sesungguhnya adalah refleksi gerakan makar dan propaganda yang dimotori oleh Yahudi, Majusi, Nashrani dan berbagai macam pengusung ideologi kafir yang lainnya, terhadap Islam dan syariah yang suci ini.

Sedangkan eksistensi Yahudi, Majusi Nashroni serta semua ideologi jahiliyyah tersebut secara hakiki, adalah sosok nyata musuh Nabi dan Ahlul Bait Beliau Sholallohu 'Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallamitu sendiri. Para pecinta gadungan yang kita maksudkan di sini adalah agama baru yang bernama Syi’ah, pengikut Abdulloh bin Sabaa’ Al-Yahudiy, seorang Yahudi, berasal dari San’a Yaman, anak perempuan bernama As-Saudaa’ (hitam), pelopor ideologi kafir agama Syi’ah.

Syi’ah adalah sebuah sekte sesat dan mengaku sebagai satu-satunya golongan yang membawa dan memperjuangkan Islam, membela dan menjunjung tinggi hak-hak Ahlul Bait’ NabiSholallohu 'Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam. Namun ketahuilah olehmu –semoga Alloh ‘Azza wa Jalla mencurahkan rohmah-Nya kepadamu - bahwa misi serta hakikat sesungguhnya dari semua slogan ini adalah gerakan makar bawah tanah yang bertujuan untuk memalsukan Islam, dari dalam tubuh Islam ini sendiri, dan sekali lagi ketahuilah bahwa misi utama agama mereka adalah merubah Islam dengan nama Islam.

Sehingga wujud para pengikut agama Syi'ah ini tidak berbeda dari sekian banyaknya agama kafir yang berseberangan dengan aqidah Islamiyyah yang hakiki ini, bahkan realita hakiki agama Syi'ah ini jauh lebih buruk dari pada 72 sekte Islam yang menyeleweng dan sudah dikhabarkan oleh Nabi kita Muhammad Sholallohu 'Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam akan menerima sanksi di akhirat kelak dengan ancaman siksaan api neraka. Mengapakah Syi'ah bisa menerima vonis demikian, karena mereka adalah pengikut dan pemerjuang ideologi agama lain dan aqidah tersendiri, bukan berasal dari Islam hakiki yang dibawa oleh Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam ini.

Para ulama Ahlussunnah dari zaman dahulu hingga sekarang menyatakan ijma’ bahwa agama Syi'ah bukan dari Islam ([1]), Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:

«إِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً ، وَإفْتَرَقَةِ النَّصَارَ عَلَى إِحْدَى اَوْ اثْنَيْنِ وَ سَبْعِيْنَ فِرْقَةً ، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلَاثة وَسَبْعينَ فِرَقٍِ» .

“Telah terpecah belah umat Yahudi menjadi 71 golongan dan Umat Nashroni menjadi 71 atau 72golongan, sedangkan Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan”.[Diriwayatkan oleh Ahmad : 5910 dari hadits Abu Huroiroh].

Dalam hadits yang shohih ini, Beliaushollahu alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menegaskan bahwa seluruh sekte dan golongan yang menyimpang -namun belum bisa dikatakan kafir- tersebut, berada di nerakakecuali hanya satu, mereka adalah Al-Jamaah.

عن عوف بن مالك رضي الله عنهقال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم: « ............» - إلى قوله– «والذى نفسي بيده ، لتفترقنَّ إمتي على ثلاث وسبعين فرقة ، و واحدة في الجنة ، وسبعين في النار » . قيل : يا رسول الله ... من هم؟ قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم : « الجماعة ».

Dari ‘Auf bin Malik Rodhiyallohu 'Anhu, beliauberkata: “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa ‘Ala Aalihi wa Sallam berkata: “ ........ dan demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, bahwa umatku benar-benar akan terpecah belah kedalam 73 golongan, satu golongan di dalam surga, sedangkan 70 yang lainnya di dalam neraka” Beliau ditanya: “Siapakah mereka yang akan masuk ke dalam surga itu wahai Rosululloh? Beliau menjawab: “Mereka adalah Al-Jamaah”. [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah: 3992, dishohihkan oleh Al-AlbaniyRohimahulloh]([2]).

Kemudian permasalahan yang hendaknya menjadi renungan, jika perkara bid’ah seseorang yang melakukannya mendapat ancaman dengan api neraka, sedangkan mereka masih muslim dan belum dikatakan pantas menerima vonis kafir keluar dari Islam, maka bagaimana lagi dengan Syi'ah yang telah dihukumi oleh para ulama sunnah bahwa mereka adalah suatu golongan yang sudah keluar dari Islam?1, naudzu Billah minadz-dholaal.

Sekarang anda dan kita semua, serta dunia yang fana ini, telah jauh di tinggalkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam, terpisah jarak dan masa antara kita dengan Beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, masa yang sangat panjang.

Perpecahan umat yang Beliau khabarkan itu benar-benar telah terjadi, sehingga hari ini kita mendapati saudara-saudara kita kaum muslimin terombang-ambing kehilangan haluan, tidak mengenal kebenaran dari kebatilan, tidak mampu melihat mana al-haq dan membelanya, juga tidak mampu membedakan al-baathil dan menentangnya. Bahkan banyak dari kita, tidak sadar diri telah keluar pergi, berlari, menjauh dan jauh meninggalkan agama Islam ini, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’uun.

عن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لَتَنَقَضَنَّ عُرَى الإِسلامِ عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّما انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ، تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيْهَا، فَأَوَّلهُنَّ نَقْضاً الحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ.

Abu Umaamah Al-BaahiliyRodhiyallohu 'Anhu berkata: “Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata: “Benar-benar tali ikatan Islam ini akan terurai sehelai demi sehelai, hingga setiap terlepas sehelai ikatannya, maka manusia bergelantungan dengan sehelai tali yang setelahnya, awal kali yang terlepas adalah hukum dan yang terakhir adalah sholat”. [Diriwayatkan oleh : Ahmad, Ibnu Hibbaan dan Haakim dengan tahqiq Al-Albaaniy dalam "Shohih Al-Jaami’" : 5075].

Kemudian akibat yang kita derita, karena kita sudah jauh meninggalkan Islam, maka kita akan berada dalam kehidupan yang penuh dengan kebingungan, centang-perenang, seakan tidak memiliki tujuan, bahkan kita seperti generasi yang hilang, tidak memiliki kehormatan dan harga diri lagi.  

يُوْشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ، كَمَا تَدَاعَي الأَكَلَةَ إِلَى قَصْعَتِهَا. فقال قائل: ومِن قِلَّةٍ نحن يَومَئِذٍ؟ قال: بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ؛ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ، كَغُثَاءِ السَّيْلِ َلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمْ المهَابَةَ مِنكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ الوَهْنَ. فقال قائل : يا رسول الله! وما الوَهْنُ؟ قال: حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ المَوْتَ.

“Hampir-hampir seluruh umat manusia memperebutkan kalian, seperti memperebutkan makanan dalam tempayan”. Seseorang bertanya: “Apakah karena jumlah kami sedikit waktu itu, wahai Rosululloh?” Beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menjawab: “Bahkan jumlah kalian hari itu banyak, akan tetapi kalian adalah buih (ringan), seperti buih di atas deras gelombang sungai yang banjir, Alloh benar-benar akan mencabut dari dalam hati musuh-musuh kalian rasa takut kepada kalian dan Alloh akan menjadikan dengan cepat al-wahn merasuki hati kalian”. Orang yang bertanya itupun berkata: “Wahai Rosululloh? Apakah al-wahn itu? Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut kematian”. [Diriwayatkan oleh Abu Dawud : 4297 -dan imam yang lainnya- , "Silsilah Ash-Shohih": 2/647 lil Al-Albaniy Rohimahulloh].

Sebagai penyelesaian dan solusi agar umat Beliau ini menempuh hidup dengan penuh terhormat, kokoh, memiliki kehormatan dan meraih kebahagiaan yang hakiki duniawi dan ukhrowi, Beliau Shollallohu ‘Alai wa ‘ala Aalihi wa Shohbihi wa Sallam dengan cahaya wahyu dari Alloh Subhaanahu wa Ta'ala, mewasiatkan kita agar senantiasa berpegang-tegung dengan sunnahnya dan sunnah para sahabatnya.

عن العرباض بن سارية رضي الله عنه قال: صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلمصلاة الصبح، ثم أقبل علينا بوجهه، فوعضنا موعضة بليغة -في رواية أخرى -موعظة ذرفت منها العيون، ووجلت منها القلوب.. فقلنا يا رسول الله، إن هذه لموعظة مودع. فما تعهد إلينا؟ قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم: «قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى البَيْضَاء. لَيْلِهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيْغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَلَكَ. مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اختِلاَفًا كَثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِيْنَ. عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ. وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ. وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا. فَإِنَّمَا المُؤْمِنُ كَالجَمَلِ الأُنفِ حَيْثُماَ قِيْدَ انْقَاد» .

Dari sahabat Irbadh bin Saariyah Rodhiyallohu 'Anhu, beliau berkata: “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam mengimami kami dalam sholat Subuh, kemudian beliaumenghadapkan wajah beliau kepada kami, lalu beliau memberikan nasehat yang sangat menyentuh hati…",-dalam riwayat yang lainnya- : “Nasehat yang membuat air mata jatuh menetes berlinangan dan hati-hati ini menjadi gemetar, kamipun bertanya: "WahaiRosululloh…sungguh nasehat ini seakan-akan nasehat perpisahan? maka apakah yang akan engkau wasiatkan kepada kami?, RosulullohShollallohu ‘Alaihi wa ‘ala Aalihi wa sallam berkata: “Aku telah tinggalkan kalian di atas cahaya yang terang benderang, malamnya seperti siangnya dan tidak ada seorangpun yang berpaling darinya kecuali dia akan celaka. Barang siapa yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, dia akan mendapati perselisihan yang sangat banyak. Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku yang sudah kalian ketahui, dan sunnah khulafa’ur-rosyidin setelahku. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian (pertahankan sekuat-kuatnya). Dan wajib bagi kalian untuk taat meskipun pemimpin kalian adalah seorang budak dari Habsyi (Ethiopia). Sesungguhnya jiwa seorang mukmin ibaratnya seperti unta, hingga kemanapun dia diarahkan dia akan berjalan. [Diriwayatkan oleh Ibnu MaajahRohimahulloh: 1/16].

Dalam redaksi yang lain, Beliau Shollallohu ‘Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam mewasiatkan umatnya agar patuh dan taat kepada pemimpin yang memimpin mereka, berpegang-teguh dengan sunnahnya dan menjauhi bid’ah sejauh-jauhnya, karena bid’ah langkah pertama yang membawa pelakunya memasuki setiap lorong kesesatan dan membuka pintu musibah:

«أوصيكم بتقوى الله و السمع و الطاعة وأن أمر عليكم عبد حبشي، فإنه من يعش منكم بعدي فسيري اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، و إياكم و محدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة ».

“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Alloh, mendengar dan patuh meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah, karena sesungguhnya barang siapa yang hidup setelahku, ia akan mendapati perselisihan yang sangat banyak, maka wajib bagi kalian untuk berpegangteguh dengan sunnahku dan sunnahnya khulafa’urroshidin, perpegang-teguhlah kalian dengan sunnah tersebut dan gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian dan hindarilah oleh kalian perkara yang baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid’ah dan setiap kebid’ahan adalah sesat” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan yang lainnya, dari sahabat Irbadh bin Saariyah, dishohihkan oleh Al-Albani dalam "Shohih Al-Jaami’": 2549].

Dalam redaksi yang lain Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam memperingatkan umatnya dengan tegas dan keras bahwa musibah bid’ah menghantarkan pelakunya kepada neraka:

«كل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار» .

“Setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan (tempat kembali pelakunya) di dalam neraka”. [Diriwayatkan oleh An-Nasa'iy dan Ibnu Huzaimah dalam kitab "Shohih" keduanya dengan sanad yang shohih].

Adapun poros utama perkara bid’ah dalam agama ini, ulama Ahlussunnah menyimpulkan, kembali pada empat pokok dasar, sebagaimana Al-Aajurriy Rohimahulloh [3] menyebutkan:

يوسف بن أسباط رحمه الله تعالى يقول: «أصول البدع أربع: الروافض، والخوارج، والقدرية، والمرجئة، ثم تتشعب كل فرقة ثماني عشرة طائفة، فتلك اثنتان وسبعون فرقة، والثالثة والسبعون الجماعة التي قال النبي صلى الله عليه وسلم : « إنها الناجية».

"Yusuf bin Asbaath rohimahulloh berkata: “Poros inti dari segala bid’ah -dalam agama ini-, kembali pada empat sekte pokok, Rofidhoh (Syi’ah), Khowarij, Qodariyyah dan Murji’ah. Kemudian empat sekte ini beranak-pinak dan bercabang-cabang, setiap satu sekte memiliki 18 anak cabang, sehingga jumlah seluruh anak cabang dari keempat sekte tersebut sebanyak 72 anak cabang. Kemudian yang ke 73 adalah “Al-Jamaah” merekalah yang di maksudkan oleh Nabi Shollallohu ‘alai wa Sallam dengan “An-Naajiyah” (kelompok yang beruntung)”. [As-Syari’ah oleh Al-AajurriyRohimahulloh: 1/24].

----------

Ditulis oleh:

Abul ’Aliyah Rofi’i bin Djiekan Al-Indunisiy Rohimahulloh.

Dikoreksi oleh:

Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy 'Afallohu 'anhu.

Di Masjid As-Sunnah Sa'wan Madinah Sakaniyyah Sana'a Yaman pada hari Kamis 22 Robiul Awwal 1435.

([1]) Akan datang penjelasannya insya Allohu Ta’ala.

([2])Al-Jamaah adalah: -sebagaimana yang di katakan oleh Ibnu Mas’ud Rodhiyallohu Ta’la anhu- “Siapa saja yang selaras dengan Al-Haq (Al-Qur’an dan As-Sunnah), meskipun dia hanya seorang diri”. Sehingga individu atau sekelompok masyarakat bisa dikatakan jama’ah yakni jika sesuai dengan jama'ah-nya para SahabatRodhiyallohu Ta’ala ‘Anhum, baik dalam berpemahaman, berkeyakinan dan beramal.

[3] Beliau wafat pada tahun 360 Hijriyyah/970 Masehi.


latestnews

View Full Version