View Full Version
Kamis, 04 Sep 2014

Hollywood, Penjajahan Atas Nama Seni

Sahabat Voa Islam,

Jika anda sebagai penyuka film maka anda pasti akan tahu apa dan bagaimana hollywood. Dan bagaimana mungkin film-film produksi hollywood tidak merajai dunia tanpa semua inovasi dan kreatifitas yang begitu memikat. Bagaimana pun juga kita tahu bahwa hollywood mampu membuat para penyuka film berdecak kagum dengan imajinasi-imajinasi tingkat tinggi plus akting yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Maka tak heran jika film-film hollywood mampu menyihir para penonton yang notabene para kawula muda di seluruh dunia. Termasuk kawula muda umat muslim. Ratusan film telah dihasilkan hollywood dengan berbagai macam genre yagn sangat menarik semacam action, spionase-thriller, drama, horror, science dan animasi. Kelebihan film-film produksi holliwood bisa dilihat dari ide-idenya yang imajinatif, konstruktif, kreatif dan inovatif dibanding film-film produksi manapun. Terbukti dengan suksesnya puluhan film-film dengan judul yang sangat familiar di telinga. Sebutlah serial harry potter, serial the twilight saga, titanic, oblivion, the lord of the ring dan sebagainya.

Tapi sadarkah kita bahwa dibalik semua itu ada sebuah misi tersembunyi yang ditawarkan oleh hollywwod terhadap para penyuka film? Sadarkah kita bahwa dibalik akting para aktornya ada hal yang tak pernah sesuai dengan adat istiadat kita sebagai kaum muslimin? Dan tahukan anda bahwa misi liberalisme akan terselip disetiap al;ur-alurnya yang sangat menakjubkan dan terkonsep dengan apik.

Liberalisme lah yang telah mengaburkan semua alur menjadi penjajahan yang sangat halus. Penjajahan pikiran atau dalam istilah kita dsebut ghazwul fikr. Tanpa sadar kita mulai tergiring dengan gaya hidup hedonis ala barat, kita digiring untuk meniru apa yang tersuguhkan dari film-film tersebut.

Asal tahu saja, hampir semua film hollywood memuat adegan yang tidak sesuai dengan norma islam dan norma ketimuran. Kalau anda penyuka fim hollywood anda akan tidak asing lagi dengan tampilan-tampilan yang sensual, adegan ciuman-petting antar lawan jenis bahkan sesame jenis, pelukan bahkan lebih dari itu.Maka sangat tidak etis jika hilang kepekaan kita terhadap hal-hal diatas.

Mungkin ada alasan-alasan tertentu kenapa kita menyukai fim hollywood dan terkesan rasional. Saya sempat menanyai beberepa teman yang hoby berat menonton fim-film produksi hollywood, diantara alasan mereka adalah;

-mengembangkan imajinasi. Biasanya alasan ini keluar dari para penulis-penulis fiksi yang haus akan ide-ide briliant untuk bahan tulisan mereka. Dan diyakini, dengan menonton film imajinatif hollywood akan membantu mereka untuk menulis lebih liar. Imajinasi akan tersuntik sekaligus termotivasi untuk merekontruksi karya fiksi yang memikat.

-mengembangkan kemampuan bahasa inggris.

Fakta lainnya, film-film yang laris di bioskop akan disusul dengan launching novel-novel terjemahan dengan judul yang sama. Karena biasanya film-film itu juga adaptasi dari novel-novel yang laris pula. Tak jauh berbeda dengan film, konten yang ditawarkan sama. Disamping kita diajak berenang di samudera imajinasi kita juga ditawarkan gaya hidup hedonisnya.

Para penerbit-penerbit kawakan semacam gramedia pustaka dan elex media komputindo menerbitkan novel-novel terjemahan itu tanpa suntingan. Hasilnya banyak nbagian-bagian novel yang menggambarkan adegan-adegan yang tidak sesuai dengan norma-norma agama.

Dibalik semua itu, ada hikmah yang harus kita ambil dari fenomena boomingnya hollywwod. Sudah saatnya para sineas,-sutradara , production house, actor- muslim memproduksi film-film islami yang mendidik, menghibur dan mencerahkan. Begitu juga dengan para penulis muslim. Sudah saatnya kita unutk menandingi ketenaran novel-novel sihir JK. Rowling, Stephanie Meyers, tolkin dan penulis-penulis barat lainnya dengan konten fiksi islami yang tak kalah imajinatif dan inovatif.

Jadi apa pun alasannya, film-film produksi holliwood tidak cocok unutk kita tonton. Apalagi dengan alasan mengembangkan kemampuan menulis, imajinasi dan bahsa inggris. Toh ada cara lain selain dari itu. Pepatah lama juga mengatakan” banyak jalan menuju roma.” Jadi kenapa harus bergantung dengan film hollywwod?

Husni mubarok

Penulis adalah pendiri komunitas KPM (Komunitas Penulis Muslim) ABQI (Akademi Bahasa al-Qur’an dan Informatika) cibeureum tasikmalaya.


latestnews

View Full Version