View Full Version
Selasa, 17 Sep 2019

Inilah 5 Alasan Film The Santri Merusak Generasi

 

Oleh: Choirin Fitri

Belum tayang di bioskop, film Livi Zheng yang berjudul The Santri menuai kontroversi. Tagar #boikotthesantri sempat menjadi topik terpopuler di Twitter Indonesia pada hari Senin, 16 September 2019 dengan lebih dari 15 ribu cuitan.

Seruan boikot ini awalnya disuarakan oleh Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI), Hanif Alathas yang juga merupakan menantu Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. "Front Santri Indonesia menolak film The Santri karena tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sebenarnya," kata Hanif dalam selebaran yang beredar, Minggu (15/9). Poster itu telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Juru Bicara FPI Slamet Maarif.

Sedangkan pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari, Malang, Jawa Timur Luthi Bashori meminta para santrinya tidak menonton film tersebut. Menurutnya, adegan yang tampak pada trailer film tidak mencerminkan syariat Islam.

Yup, jika mau dikasih kesimpulan film ini fiks merusak generasi muda. Mengapa? Di sini alasannya:

1. Produser yang notabene penggarap film nggak nutup aurat. Padahal, jelas pakai banget dalil tentang wajibnya wanita yang sudah baligh menutup aurot.

Allah berfirman, Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [Q.S. Al Ahzab (33): 59]

Hal ini juga diperkuat di dalam hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wahai Asma! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan). [HR. Abu Dâwud, no. 4104 dan al-Baihaqi, no. 3218. Hadist ini di shahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah]

2. Ada adegan khalwat dalam film ini. Tau kan khalwat? Berdua-duaan yang diharamkan Islam.

Rasulullah bersabda, “Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam hadits lainnya, "Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)

3. Adanya campur aduk laki-laki dan perempuan alias ikhtilath yang juga diharamkan dalam Islam.

Hadits riwayat Abu Dawud di dalam Sunan, dan Bukhari di dalam Al-Kuna, dengan sanad keduanya dari Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari, dari bapaknya Radhiyallahu ‘anhu, "Bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di saat beliau keluar dari masjid, sedangkan orang-orang laki-laki ikhthilath (bercampur-baur) dengan para wanita di jalan, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para wanita: “Minggirlah kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berhak berjalan di tengah jalan, kamu wajib berjalan di pinggir jalan.” Maka para wanita merapat di tembok/dinding sampai bajunya terkait di tembok/dinding karena rapatnya”.

4. Adegan membawa tumpeng masuk gereja juga patut dipertanyakan. Islam jelas melarang mencampuradukkan agama. Bahkan, Allah sendiri menyatakan dalam surat Al Kaafirun: "  firman Allah SWT berikut :

Katakanlah, "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Q.S. al-Kafirun: 1-6)

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum (dalam ciri khas mereka, pen.) maka dia termasuk bagian kaum tersebut.” (HR. Abu Daud 4031 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Dengan ikut-ikutan memasuki gereja terutama pada saat umat tersebut sedang beribadah, menyiratkan bahwa kita memiliki kepercayaan pada ajaran tersebut. Dalam hal ini, sebagaimana dengan tegas Allah SWT menyatakan bahwa “Untukmu Agamamu dan Untukkulah Agamaku”.

Artinya bahwa dalam hal aqidah tidak ada yang bisa ikut mencampuri. Dengan kata lain bahwa dengan ikut kegiatan tersebut berarti kita telah berupaya mengingkari keislaman diri pribadi. Naudzubillah min dzalik, semoga kita di jauhkan dari hal yang demikian.

5. Impian ke Amerika itu berbahaya. Kenapa? Yup, saat ini kita mengenal Amerika sebagai kiblat liberalisme alias kebebasan. So, amat aneh jika seorang santri malah ingin ke sana dan bekerja di sana. Mengapa mereka tak mengimpikan menaklukkan Roma yang jelas dijanjikan Allah akan tertaklukkan nantinya. Atau mereka mengimpikan ke tanah surga Palestina yang di sana kaum muslimin sedang berjuang menghalau penjajahan Yahudi.

So, gaes percayalah bahwa film The Santri tidak mencerminkan budaya santri sama sekali. Seorang santri adalah mereka yang memegang erat syariat Islam. Mereka adalah pejuang Islam bukan perusak Islam. Dan santri sejati menjadi contoh dalam kebaikan bukan kemaksiatan. Sepakat? (rf/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version