View Full Version
Selasa, 31 Dec 2019

Membentuk Generasi Milenial Berkarakter Islam

 
Oleh : Wahyu Utami, S.Pd (Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)
 
Arus kehidupan kapitalisme telah menyeret remaja pada kehidupan yang hedonis dan liberal. Sistem ini menjadikan kebebasan hidup sebagai sesuatu yang tidak boleh dikekang. Mulai dari kebebasan berperilaku, kepemilikan, berpendapat maupun kebebasan beragama dijamin dalam sistem ini.
 
Manusia bebas melakukan apapun asal tidak merugikan orang lain. Jadilah manusia hidup mengejar kesenangan yang mengumbar syahwat&materi duniawi. Wajar dalam sistem ini lgbt, seks bebas, pemerkosaan, umbar aurat ada dimana-mana. Akhirnya dampak sosial yang kita rasakan pun juga mengerikan.
 
Pernikahan dini di kalangan remaja, tingginya angka perceraian dan problem-problem sosial lainnya tumbuh subur dalam sistem ini. Daya rusak sistem ini luar biasa bahkan sampai meruntuhkan harkat dan martabat manusia. Manusia hidup tak ubahnya seperti binatang yang tidak mengenal aturan ilahi.
 
 
Dampak Terhadap Pelajar
 
Pelajar sebagai bagian dari masyarakat yang rentan terhadap pengaruh zaman menjadi pihak yang paling merasakan rusaknya sistem ini. Kasus-kasus yang terjadi sepanjang tahun 2019 menjadi bukti nyata hal ini. Masih segar dalam ingatan kasus pelajar yang menjadi mucikari bagi teman-temannya di Bengkulu dengan imbalan uang ratusan hingga 1 juta rupiah saja.
 
Begitu juga 12 pelajar satu SMP di Lampung yang hamil di luar nikah secara bersamaan. Kemudian disusul berita ratusan pelajar di Tulungagung dan Mojokerto yang tergabung dalam kelompok LGBT. Juga berita-berita lain yang sangat menyesakkan dada.
 
Hati juga sangat miris saat menyaksikan bagaimana histerisnya para remaja itu saat bertemu artis idola. Seolah telah hilang rasa malu dan kehormatan diri mereka demi artis yang sangat mereka elu-elukan. Akhirnya yang terjadi gaya hidup para artis inipun menjadi contoh yang ditiru sampai habis-habisan.
 
Dari mulai gaya berpakaian sampai gaya hidup. Ini pasti akan memakan biaya yang tidak sedikit sehingga banyak para pelajar yang terjerumus dalam kehidupan prostisusi yang semakin canggih di era daring sekarang ini.
 
 
Kondisi Dunia Pendidikan 
 
Di saat yang sama, dunia pendidikan belum mampu memberikan pendidikan terbaik untuk bisa mencetak generasi berkualitas. Dunia pendidikan masih saja berkutat pada masalah akut seperti gaji guru, fasilitas sekolah, pemerataan pendidikan dan problem-problem lainnya. Bagaimana dunia pendidikan bisa melahirkan generasi terbaik jika masih berkutat pada problem internal?
 
Tak dipungkiri, agama masih dianggap sebagai benteng utama untuk membentengi pelajar dari berbagai problem sosial. Agama masih menjadi harapan utama untuk membentuk siswa yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Pendidikan karakter berbasis agama islam masih menjadi pilihan yang dilirik orang tua di tengah keputusasaan menghadapi masalah anak-anaknya.
 
Hanya saja program deradikalisasi yang gencar dilakukan sejak era pemerintahan presiden jokowi jilid 1 hingga jilid 2 ini telah menjadikan pembinaan agama yang dilakukan di sekolah menjadi menakutkan. Orang tua menjadi khawatir saat anaknya rajin mendalami agama, apalagi ditambah perubahan pakaian yang semakin tertutup plus gelap bagi wanita dan jenggot plus celana cingkrang bagi laki-laki.
 
Kita sepakat jika program deradikalisasi ini ditujukan bagi kelompok-kelompok yang ingin melakukan tindakan yang mengancam jiwa seperti bom. Tetapi memframe seolah rohis dan pembinaan keislaman lainnya menjadi bibit seseorang menjadi radikal adalah tindakan yang berbahaya. Alih-alih menyelesaikan problem, justru program ini semakin menambah masalah. Tidak heran jika banyak pihak yamg mensinyalir program ini hanya sekedar menjadi pengalihan kegagalan negara dalam menyelesaikan problem bangsa yang semakin akut. 
 
 
Pendidikan Karakter Islam Sebagai Solusi
 
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Alloh untuk mengatur hidup manusia agar mulia dan bermartabat. Islam membentuk seorang muslim menjadi individu yang berkepribadian islam dan berakhlak mulia. Di dalam islam, negara wajib menyelenggarakan pendidikan tanpa memungut biaya kepada seluruh rakyatnya dari jenjang pendidikan terendah (TK) hingga menengah atas (SMU).
 
Negara harus menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas utama dengan menyediakan anggaran yang secukupnya. Dalam hal ini termasuk memberikan insentif yang tinggi kepada para guru sehingga terjamin kesejahteraan hidupnya.
 
Adapun berkaitan dengan kurikulum, strategi dan tujuan pendidikan maka Islam menetapkan prinsip harus berlandaskan aqidah islam. Karenanya seluruh pelajaran dan metodologi harus dirancang sesuai dengan asas tersebut.
 
Strategi dan tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan pola pikir dan pola jiwa islami. Jadi satu-satunya cara membentuk generasi milenial berkarakter adalah dengan penerapan sistem pendidikan islam dimana sistem ini tidak mungkin dicangkokkan pada tatanan sistem kapitalis.
 
Oleh karena itu perlu tegaknya syariat kaffah dalam naungan khilafah rosyidah 'ala minhaj nubuwwah. Wallohu alam bish showab.

latestnews

View Full Version