View Full Version
Ahad, 17 Jan 2021

Dark Joke, Humor Gelap yang Berlagak Openminded?

 

Oleh: Alga Biru

"Gong Xi Fa Cai !! Apakah di tiongkok pas angpao dibuka isi nya Virus Corona?" tulis Coki Pardede di akun Twitter miliknya @pardedereza.

Pada awal pandemi tahun lalu, Coki Pardede sempat-sempatnya bikin dark joke di tengah wabah korona yang bikin banyak orang berduka. Menurut kalian gimana? Ngerasa lucu, garing atau cuma dark-nya doang?

Nah itu cerita tahun lalu ya; baru-baru ini Indonesia diliput berduka. Meski wabah korona belum selesai tetapi bangsa kita dibuat terhenyak dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang menelan banyak korban. Ketimbang menunjukkan sedih dan simpati, sebagain orang sempat-sempatnya bikin dark joke yang mengeruhkan situasi.

“Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak pasti pilotnya kang ghosting nih,” tulis akun Twitter @milkitasoklat. Cuitan ini mendapat banyak kritikan sebab menjadikan tragedi jadi bahan candaan.  Pembicaraan tragedi masa lalu aja bikin nggak enak kalau diungkit-ungkit, apalagi ngebecandain bencana yang lagi hangat-hangatnya. Benarlah, malah terkesan nggak ada akhlak. Ternyata orang yang sengaja menyebar dark joke begini nggak sendirian, segelintir seolah merasa keren dengan bikin candaan kontroversial  Misalnya saja bunyi cuitan berikut ini :

"Cukup Sriwijaya SJ 182 aja yang jatuh, hati aku sama kamu jangan ya", tulis salah satu netizen yang bikin dark joke gombal campur garing. Menurut kalian?

Humor Gelap

Setelah menyimak sekelumit dark joke tadi, sebenarnya apa sih dark joke itu? Mengutip Wikipedia, komedi gelap atau komedi hitam adalah sebuah gaya komedi yang membuat sorotan terhadap subyek-subyek yang umumnya dianggap serius atau tabu. Humor ini biasanya dibumbui dengan sarkasme, satire sembari memainkan domain yang sensitif seperti kematian, wabah, kemiskinan dan semisalnya.

Terlepas bahwa humor memiliki banyak genre dan selera, humor tetaplah humor, yang mana esensi becanda harusnya bernilai candaan. Singkatnya, humor selayaknya menghibur orang lain, bikin segar dan bukan sebaliknya. Kalau selepas dengar dark joke malah bikin  sedih, miris, dan gelap hati, ngapain juga dibecandain?

Orang-orang yang mati itu tragedi, nggak ada lucu-lucunya. Logikanya, yang perlu dimunculkan adalah rasa empati. Kita nggak butuh lucu-lucuan dalam situasi ini. Setidaknya ada 3 aspek yang perlu diperhatikan sebelum membuat candaan.

Pertama, subjek atau pelaku yang membuat humor. Kita bakal ketawa kalau ada orang bodoh sedang menertawakan kebodohannya. Ketika orang pintar menertawakan orang bodoh justruvakan menimbulkan kesan penghinaan, bukannya lucu.

Kedua, perkiraan waktu. Sesuatu tragedi bisa terasa lucu setelah menjadi masa lalu. Misal, kita akan lebih merasa lucu jika mengingat masa kecil kita yang pernah kencing di celana.

Ketiga, tergantung target pendengarnya. Jangan melempar dark joke kepada sembarang orang apalagi ruang publik. Sesuatu itu bernilai lucu atau tidak tergantung pengalaman masing-masing orang. Karena sejak awal humor ditujukan untuk hiburan, maka lemparkan candaan tertentu pada orang tertentu pula. Jangan berlagak sok asik, tapi ujung-ujungnya menyakiti hati orang.

Para pelaku dark joke sering membela diri bahwa mereka hanya ingin bersikap openminded, woles dan menunjukkan humor. Kalau akal pikirannya lurus, harusnya sih bisa dong cari bahan lain untuk dijadikan candaan? Kenapa harus mengumbar tragedi yang tidak dia rasakan untuk mengemis pemakluman orang lain di balik kata "openminded"?

Pada akhirnya, bercanda itu nggak perlu dipaksakan dan dibela-belain supaya terlihat lucu. Kalau dasarnya lucu ya lucu aja, nggak usah nyerempetin kepedihan orang biar ada lawaknya. Kita masih bisa menikmati hidup tanpa mengumbar komedi gelap. Lemparkan humor seperlunya sesuai situasi dan substansi. Terlalu banyak ketawa pun tidak dianjurkan, karena dapat mengakibatkan efek samping serius.

“Janganlah kalian banyak tertawa karena banyak tertawa akan mematikan hati” , pesan  Rasulullah. Barangkali pengumbar dark joke itu memang sudah mati hatinya sehingga dengan gampang menertawakan kepedihan orang lain. Wallahu'alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version