View Full Version
Kamis, 22 Jul 2021

PPKM: Para Pemuda Kecanduan Maksiat

 

Oleh:

Siti Hajar M. Sos || Aktivis Dakwah dan Penulis

 

BERBICARA tentang pemuda itu memang tiada habisnya. Banyak hal yang menarik dari sosok pemuda. Mau dari zaman apa saja, sama. Baik itu dari zaman Nabi Adam sampai zaman teknologi saat ini, masih saja hangat untuk diperbincangkan.

Kali ini penulis akan berbincang tentang pemuda saat zaman sekarang. Dimana para pemudanya hobby alias candu dengan yang namanya maksiat. Bagaimana tidak dikatakan bahwa ini adalah gaya trend anak pemuda zaman sekarang. Contohnya pergaulan bebas, hamil di luar nikah, aborsi, prostitusi, main game, tik-tokan dan sebagainya, acap kali kita temukan di lingkungan sekitar para pemuda  kita. Hal-hal tersebut seolah sudah menjadi sesuatu yang biasa dan bukan merupakan hal yang tabu lagi. Seperti sudah tidak memiliki rasa malu, hal-hal tersebut sering kali dilakukan secara terbuka dan menjadi gaya hidup bagi para pemuda saat ini.

Terutama para ABG dan remaja termasuk pelajar SD, SMP dan SMA.  Hal tersebut sudah tidak asing lagi bagi mereka.  Sungguh ironis memang, mendapati generasi muda saat ini sudah terkontaminasi dengan Budaya Barat, yang sejatinya tidak sesuai lagi dengan ajaran agama Islam.

Bahkan dengan kemajuan teknologi dewasa ini, membuat para pemuda menghabiskan waktunya hanya untuk bermain getget dengan melihat tontonan atau membuat konten negatif yang mereka sukai.  Hal ini dijadikan  kesibukan pemuda apalagi saat musim pandemi saat ini, hanya berada dirumah saja bisa menghabiskan waktu yang cukup lama selalu bersama getget untuk memuaskan keinginan mereka. Entah itu baik atau buruk bagi mereka, yang penting para pemuda candu melakukannya.  

Tidak hanya berhenti sampai di situ, bahkan pemuda saat ini banyak  Kecanduan pornografi, menyebabkan mereka menginginkannya untuk memuaskan hasrat muda mereka. Salah satu caranya adalah dengan melakukan seks bebas, sehingga terjadilah aktivitas yang diharamkan tersebut.

 Hal ini malah menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi gaya hidup mereka di zaman modernisasi seperti ini. Mereka seolah-olah meniru budaya Barat yang melakukan hal tersebut secara bebas, dimana perbuatan tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan normal. Padahal, hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap ajaran Islam.

Jelas, ini menimbulkan kerusakan pada para pemuda kita terutama pemuda Islam yang seharusnya mereka merupakan agent of change dimasa akan datang. Bahwa pemuda harapan bagi setiap masa, hari-harimu digunakan untuk apa saja? Ingat kembali apa tujuan hidup di dunia ini. Terlebih lagi sebagai seorang muslim sudah memahami bahwa tujuan hidupnya di dunia  yaitu meraih syurga.  

Nah, dari itu  agar  tidak  ikut-ikutan tersesat candu maksiat, yang berakhir penyesalan  kelak di hari perhitungan. Oleh karena itu, tak ada kata selain lawan dan tangkal kemaksiatan.  Cara praktis menangkalnya yaitu:

Pertama,Kuatkan aqidah dan keimanan . Aqidah dan Iman tidak akan muncul dengan sendirinya. Aqidah dan iman ini harus dicari dengan cara mempelajari Islam sehingga muncullah pemahaman yang berkepribadian Islam yang membentengi diri dari perbuatan maksiat. Karena setiap perbuatan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” (QS. Al-Qiyamah: 13 – 15).

Kedua, Kiat-kiat dalam melaksanakan ibadah. Tidak cukup hanya dengan membentengi aqidah dan keimanan. Hal ini harus dibarengi dengan istiqamah melaksanakan ibadah. Tidak saja Ibadah wajib yang rutin dilakukan namun harus dibarangi dengan ibadah sunnah lainnya. Agar keimanan semakin kokoh  dan jauh dari virus kemaksiatan yaitu bisa melawan godaan syaitan.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setan adalah kuman (virus) bagi hati anak Adam. Jika hati anak Adam sedang dzikir atau ingat kepada Allah, kuman itu menjadi mati (kabur). Sebaliknya, jika hatinya sedang lupa (kepada Allah), kuman itu (pun) beraksi menggodanya.”(HR. Ibnu Abi Dun-ya).

Ketiga, Rutin ikut pengajian. Selanjtunya  agar aqidah dan imannya kuat serta istiqamah menjalankan aktivitas ibadah harus senantiasa ikut mengkaji Islam secara rutin. Agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat sebagai jalan menuju aktivitas kebaikan. Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata mengenai mempelajari dan mengajarkan ilmu. “Pelajariah ilmu karena sesungguhnya memperlajari ilmu itu adalah takut kepada Allah swt, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mendalaminya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah, mengorbankan untuk ahlinya adalah taqarrub kepada Allah swt. Dia adalah teman dalam kesendirian, sahabat dalam khalwat, petunjuk saat bahagia dan sengsara, keseimbangan dikala hati kosong, kawan ketika tidak ada teman selainnya, serta cahaya jalan ke surga

Keempat, Berteman dengan orang sholih. Senantiasa bergaul dengan orang-orang yang sholih. Bersama dengan mereka memburu kebaikan. Agar kita senantiasa selalu istiqamah dalam penjagaan mereka dengan menasehati ketika kita melakukakan kemaksiatan.  Jangan sekali-kali  menyendiri. Karena godaan syetan senantiasa menghampiri. Baik dari golongan jin dan manusia, karena bisikan tajam melakukan kemaksiatan selalu mengintai. Maka perlunya teman yang sholih untuk selalu menguatkan dalam ketaatan.

 Jadi buat para pemuda senantiasalah sibuk dalam kebaikan yang menghantarkan diri munuju  ketakwaan  kepada Allah sehingga meraih kesuksesan akhirat demi meraih kesenangan hakiki.*


latestnews

View Full Version