View Full Version
Sabtu, 31 Jul 2021

Maksiat Kok Bangga?

 

Oleh:

Keni Rahayu || Influencer Dakwah Millenial

 

GES, uda buka sosmed belum pagi ini? Berita apa yang lagi rame? Covid, PPKM, vaksin, makan di warung 20 menit. Ya seputar itu lah ya kira-kira. 

Tapi dunia entertainment emang entertain banget buat dicuplik. Itu lo lagi rame mbak-mbak sama bapak-bapak ciuman terus viral. Bapak-bapak? Lah iya bapak-bapak wong sudah punya anak dua. Meski masih muda, kalau punya anak sudah dipanggil bapak kan? Diduganya sih merujuk ke orang tersebut. Masih diduga ya. Catet. Masih diduga. 

Gegaranya sih, si mbak nge-share di akun media sosial. Ya, meski di fitur close friend, gak jamin kalau teman-teman close friend-mu amanah, coy. Jadi inget cerita seorang mantan istri yang nge-share alasan ia minta cerai dari mantan suaminya. Orang terkenal juga? Iya sama orang terkenal juga. 

Dunia maya memang maya. Yang nyata aja maya, apalagi yang maya. Yang nyata tuh nanti, kehidupan setelah dunia. Akhirat itu yang nyata, kekal adanya. 

Sosial media emang punya dua mata pisau tajam. Kalau kita berbagi kebaikan, kita dapat kebaikannya. Kalau kita berbagi keburukan, tunggu aja balasan yang akan didapat. Entah sekarang, atau nanti. Udah sunnatullah begitu.

Saya jadi heran, apa gak tahu dan gak sadar kalau yang di-share itu adalah keburukan? Maksiat, iya maksiat. Gak takut gitu, maksiat yang ditampakkan menginspirasi penonton untuk melakukan maksiat yang sama? 

Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” 

Membagikan perbuatan dosa di sosial media termasuk aktivitas mujahirin. Ia menampakkan maksiatnya ke warganet melalui ponsel pintar yang tersambung ke internet. Sebenarnya dia punya pilihan bersembunyi dalam kemaksiatan itu atau mengunggahnya ke sosial media. Jika ia memilih untuk mengunggahnya, sayang sekali itu termasuk mujahir dan itu di-mention langsung sama rasul di hadis tadi.

Minimal ada dua penyebab seseorang lalai dalam membagikan sesuatu di akun media sosialnya:

1. Iseng. Ada orang yang memang iseng aja membagi konten di sosial medianya. Biar gak sepi, diisi berbagi hal yang gak penting. Kalau kontennya biasa, masih oke lah ya bisa didiamkan. Meski sebenarnya sudah termasuk merugi, sebab kita beramal tanpa sesuatu berarti. 

Gimana gak rugi, masih banyak lo masalah umat yang bisa kita peduli. Rakyat lagi bersusah hati akibat pademi, kita sebagai pemuda kok sibuk haha hihi. Mending ambil langkah, cari solusi. Usia muda kalau cuma buat iseng-iseng aja mah rugi. 

2. Ajang eksistensi diri. Media sosial kerap jadi tempat untuk "ini lho, aku". Masalah gak? Ya gak masalah dong. Bagus itu. Media sosial bisa jadi portofolio seseorang. Tempat ia menampilkan branding dirinya. Dan itu oke. 

Tapi, kalau yang ditampilkan mengenai dirinya adalah kemaksiatan kira-kira oke gak? Coba pikir, sharing hal-hal negatif itu solutif gak? Ya jelas enggak, lah. Sebab kebaikan itu menular, keburukan juga menular. Tampilkan saja yang baik-baik, agar kebaikan itu menular. Followers-mu bisa jadi ladang dosa atau pahala, loh. Tinggal pilih aja kamu mau menampilkan apa. 

Unjuk jati diri mbok ya yang baik-baik. Maksiat begitu ditampilkan. Bermaksiat kok bangga. Meski ditaruh di close friend, gak sadar apa kalau netizen negeri 62 itu pada julid?

Semoga tulisan sederhana ini bisa menggerakkan kita lebih berhati-hati dan bijaksana dalam bermedia sosial. Wallahu a'lam bishowab.*


latestnews

View Full Version