View Full Version
Kamis, 23 Sep 2021

Media Sosial, Wadah Propaganda Halal Lifestyle

 

Oleh: Hana Annisa Afriliani, S.S*

Saat ini Indonesia sedang memasuki era revolusi industri 4.0, yakni era manusia, benda, dan sistem memiliki keterhubungan dengan ruang cyber. Terlebih lagi dengan hadirnya pandemi di negeri ini, Indonesia kian bertransformasi ke arah digitalisasi. Sebagaimana pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia sedang melakukan akselerasi transformasi digital. Salah satu pelaksanaannya adalah melalui percepatan perluasan akses internet dan pembangunan infrastruktur digital.

Adapun pandemi menjadi salah satu pemicu akselerasi digital. Betapa tidak, di saat pertemuan tatap muka menjadi sangat terbatas dalam semua bidang kehidupan, maka penggunaan teknologi digital menjadi satu-satunya pilihan untuk tetap melangsungkan berbagai aktivitas. Misalnya, dalam sektor pendidikan. Sejak awal masuknya Corona virus ke negeri ini pada Maret 2020, sekolah tatap muka ditiadakan dan diganti menjadi sekolah daring.

Begitu juga dengan kegiatan ekonomi, jual beli banyak memanfaatkan teknologi digital, baik via marketplace maupun akun sosial media pribadi. Akselerasi transformasi digital ini juga menjadikan penggunaan media sosial kian meningkat. Tak hanya kaum milenial, para orangtua pun akrab dengan media sosial. Media sosial menjelma menjadi sebuah kebutuhan di era digital saat ini, lebih-lebih di masa pandemi. Media sosial menjadi wadah menjalin pertemanan yang efektif di saat pertemuan di dunia nyata dibatasi.

Namun demikian, kita harus cerdas dalam menggunakan media sosial. Sebab sejatinya, kita tak bisa dilepaskan dari  status kita sebagai seorang muslim, yang tentu saja segala perbuatan kita wajib terikat dengan hukum syariat, termasuk dalam bermedia sosial. Jangan sampai media sosial justru melalaikan kita terhadap hal yang unfaedah, bahkan menjerumuskan pada sesuatu yang dimurkai Allah. Bukankah setiap perbuatan kita kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah?

Allah SWT berfirman:

"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36)

Oleh karena itu, selayaknya kita menggunakan media sosial untuk hal yang membawa kebermanfaatan, tak hanya bagi dunia namun juga bagi akhirat kita. Sebagai muslim, kita memiliki kewajiban untuk melakukan amar ma'ruf nahi mungkar kepada sesama, maka media sosial selayaknya menjadi wadah untuk mempropagandakan halal lifestyle. Apa itu halal lifestyle?

Halal lifestyle atau gaya hidup halal merupakan implementasi atas keimanan seorang muslim. Ya, mereka yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tentu saja konsekuensinya adalah taat pada seluruh syariat-Nya dan mengambil apa-apa yang dicontohkan oleh Rasul-Nya. Adapun halal lifestyle tercakup dalam aspek yang sangat luas, misalnya dalam bergaul, berumah tangga, bermuamalah, bahkan berpolitik.

Semuanya harus bersandar pada aturan syariat Islam yang agung. Karena sandaran itulah yang kelak akan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan kita agar tetap berada di dalam koridor halal. Ya, halal berarti sesuatu yang diridai Allah Swt.  Misalnya dalam bergaul, Islam mengatur agar laki-laki dan perempuan menjaga interaksinya, yakni hanya pada konteks muamalah dan ta’awun (tolong-menolong), selebihnya Islam melarang interaksi antarkeduanya. Salah satu hal yang diharamkan dalam pergaulan adalah pacaran, adapun yang dihalalkan adalah pernikahan.

Sungguh, media sosial merupakan wadah yang efektif untuk mempropagandakan halal lifestyle tersebut. Karena sejatinya sebaran media sosial mampu menembus ruang dan waktu. Artinya tak hilang dimakan zaman dan mampu menjangkau orang-orang dari berbagai tempat. Berbeda halnya ketika kita melakukan tatap muka, tentu terbatas oleh ruang dan waktu.

Oleh karena itu, manfaatkan media sosial kita untuk mempropagandakan halal lifestyle lewat postingan-postingan kita, sehingga semakin banyak kaum muslimin yang memahami bagaimana Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia. Sebab tak dipungkiri bahwa kehidupan bercorak liberal nan permisif saat ini kian menjauhkan umat Islam dari pemahaman Islam yang seutuhnya, akhirnya banyak umat Islam yang tak memahami ajaran agamanya sendiri. Sebaliknya mereka berkiblat pada peradaban Barat dan mengambilnya sebagai gaya hidup. Akhirnya umat Islam kian terkikis identitas kemuslimannya.

Maka, peran kitalah untuk mengembalikan pemahaman umat Islam tersebut ke jalur yang benar, salah satunya lewat media sosial. Dengan begitu, media sosial kita tak sekadar media hiburan, menjalin pertemanan, apalagi semata wadah eksistensi, melainkan juga menjadi wadah mendulang pahala berlimpah. Bukankah bagi seorang muslim hanya rida Allah yang dicari dalam setiap jengkal hidupnya? Lantas, tunggu apa lagi, yuk propagandakan halal lifestyle lewat sosial mediamu! Raih kemuliaan dengan menyebarkan kebaikan seluas-luasnya. Semai pahala dengan jarimu. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

*Penulis adalah Editor dan Penulis Buku

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version