View Full Version
Selasa, 16 Aug 2022

Privilege Pendidikan = Harus Kaya?

 

Oleh: Tari Ummu Hamzah

Privilege adalah hak istimewa sosial. Privilege sosial merupakan hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang, namun tidak dimiliki oleh pihak lainnya. Wah apakah itu? Yuk Sobat, disimak.

Beberapa bulan yg lalu sempat ramai soal Privilege. Tapi sebenarnya siapa sih yang bisa dapet Privilege? Ok! Sebenarnya orang-orang yg punya hak istimewa adalah orang kaya. Lah hartanya dari mana? Dari kerja keras bapaknya. Lah bapaknya dapet dari mana? Ya dari bapaknya juga alias kakeknya. Kakeknya kok bisa kaya kenapa? Ya diberi hak buat sekolah.

Akhirnya lahirlah generasi-generasi.yang punya hak istimewa. Rumah mentereng beserta asisten rumah tangganya, nggak pusing mikirin biaya ini itu, punya kendaraan, dan ortunya bisa ngajak liburan dan traveling.

Mereka, orang-orang kaya itu mampu menyekolahkan anak-anaknya di lembaga sekolah swasta yang bagus. Bagus apanya? Bagus metodenya dalam membangun karakter serta cara-cara mengelola harta mereka agar tetap bertambah. Jadi mereka tinggal tunjuk mau sekolah dimana. Universitas negeri oke. Swasta pun oke. Akhirnya pendidikan jadi terasa nggak bisa merata ke semua masyarakat.

Kok bisa? Karena uang pangkalnya aja udah mahal. Biaya UKT juga mahal. Belum buku-bukunya. Semua itu jelas hanya bisa dibeli oleh orang-orang menengah ke atas.

Lalu bagaimana dengan generasi yang lahir tanpa Privilege? Sebagian besar generasi Indonesia lahir tanpa adanya hak istimewa seperti orang-orang kaya. Makan susah. Sekolah susah. Berobat susah. Pokoknya apa-apa serba susah!

Lho kok bisa? Padahal sama-sama tinggal di Indonesia. Nah inilah yang biasa kita sebut sebagai kesenjangan sosial. Ketidakadilan perekonomian negara membuat jurang pemisah antara si miskin dan si kaya makin menganga. Lalu terciptalah strata-strata sosial. Yang miskin dapat sisa, yang berduit ya dapet istimewa.

Wah ngga adil donk! Nah itulah Sobat, kapitalis memang nggak adil. Sebab rakyat kecil hanya dianggap strata terbawah yang hanya diberi fasilitas ala kadarnya. Cukup SD negeri, cukup pakai BPJS ajah! Cukup makan seadanya meski minim gizi.

So keliatan kalau sistem di negeri ini sudah gagal untuk mencetak generasi penerus yang unggul. Tahu ngga menurut pendapat Khalifah Abbasiyah ketujuh, al Ma’mun (813) tentang konsep masyarakat ideal. Menurutnya, masyarakat masa depan yang ideal itu bisa diwujudkan melalui ilmu pengetahuan dan rasionalisme. Maka urusan pendidikan pun menjadi faktor utama dalam memajukan peradaban.

Lalu bagaimana peradaban akan maju jika untuk meraih pendidikan di sistem saat ini butuh privilage atau materi? Bagaimana peradaban kita akan maju jika sistem yang nyata-nyata gagal ini tapi masih coba diteruskan?

Memang udah saatnya kita memulai sebuah perubahan. Perubahan yang mendasar dan hakiki dan benar menurut Islam. Nah hal-hal yang bersifat hakiki dan benar itu sumbernya cuma jadi Al-Qur'an dan as-sunah. Kalau itu diterapkan maka kehidupan kita akan berubah menjadi kehidupan yang Islami. Punya pola pikir dan pola sikap islam. Dari sinilah kemudian lahir peradaban agung yang akan bisa mengubah dunia sebagaimana pernah ditorehkan sejarah sebelumnya. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version