Oleh: Aily Natasya
Apakah menjadi gemuk atau menerima diri kita gemuk adalah bentuk dari self love?
Buat yang belum tahu self love itu apa, self love adalah suatu konsep tentang mencintai diri sendiri yang sudah lama sekali dibahas di kalangan gen-Z. Memperlakukan diri kita dan menyayangi diri kita sebagaimana kita ingin diperlakukan dan disayangi oleh orang lain adalah salah satu bentuk dari konsep self love.
Sehingga, kita bisa mengisi tangki cinta kita tanpa harus mengemis kasih sayang dan cinta orang lain. Selain itu, menerima diri kita apa adanya juga bagian dari konsep self love. Tapi, dalam hal ini ada banyak sekali orang yang salah kaprah sehingga alih-alih mencintai diri mereka, mereka jadi menzalimi diri mereka. Gimana, tuh?
Kita pakai contoh, ya, biar lebih mudah untuk dimengerti. Contoh, nih, kita malas mandi. Kalau sholat itu cuman setahun dua kali gitu, alias pas lebaran Idul Fitri sama lebaran Idul Adha doang. Terus dengan konsep self love itu, alih-alih mengubah rasa malas eh, kita malah menerimanya. Nggak pa-pa malas sholat. Aku menerima diriku apa adanya yang malas sholat ini. Masak gitu? Nggak dong, ya.
Justru membiarkan diri kita terus-terusan malas sholat lima waktu adalah tanda bahwa kita tidak mencintai diri kita. Kok bisa? Iya, dong. Kalau nggak sholat lima waktu, nanti masuk neraka. Emangnya kita mau membiarkan diri kita yang kita sayangi ini masuk ke neraka yang sangat panas itu? Ya, nggak mau dong! Makanya, karena kita nggak mau membiarkan diri kita masuk ke neraka, kita akan berusaha sholat. Dalam sholat itu juga penuh doa-doa kebaikan untuk diri kita sendiri agar, dan itulah bentuk self love.
Nah, yang mau kita bahas di sini itu soal bentuk badan yang gemuk. Sebenarnya nggak pa-pa banget, nggak ada yang salah dengan orang yang menerima dirinya yang memiliki bentuk badan yang gemuk. Yang nggak patut itu kalau kita membiarkan badan kita obesitas. Tahu, kan, kalau obesitas itu bukan bentuk badan, melainkan penyakit yang memang salah satu ciri-cirinya adalah badan yang gemuk atau perut yang buncit.
Waktu Umar bin Khattab r.a., bertemu dengan seseorang yang perutnya buncit di jalan, dan ia bertanya kepadanya,
“Kenapa perutmu besar seperti ini (buncit)?”
“Ini adalah karunia dari Allah,” jawab orang yang memiliki perut buncit tersebut. “Ini bukan berkah, tapi azab dari Allah!” seru Umar.
Umar lalu melanjutkan, “Hai sekalian manusia, hai sekalian manusia. Hindari perut yang besar. Karena membuat kalian malas menunaikan shalat, merusak organ tubuh, menimbulkan banyak penyakit. Makanlah kalian secukupnya. Agar kalian semangat menunaikan shalat, terhindar dari sifat boros, dan lebih giat beribadah kepada Allah.”
Nah, jadi, jangan anggap bahwa kalian akan baik-baik saja dengan tubuh yang mulai gemuk itu, ya. Justru harus waspada. Ini untuk orang-orang yang memang gemuk karena kebanyakan makan, kurang gerak, atau bahkan sudah didiagnosa obesitas.
Dalam konsep mencintai diri sendiri, menjaga badan agar tetap fit adalah salah satunya. Berolahraga dan makan makanan yang sehat, bergizi, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh kita akan menghasilkan tubuh yang fit itu tadi, ditambah bonusnya adalah memiliki tubuh yang langsing dan indah seperti gitar Spanyol. Emangnya nggak mau?
Ingat, langsing itu bonus. Jangan dipaksakan karena ingin langsing jadi diet yang nggak sehat kayak minum pil pelangsing yang nggak aman, atau bahkan diet ekstrim. Ini goal kita diet biar sehat, ya, bukan nambah penyakit. Okey? Semangat! (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google