JAKARTA (voa-islam.com) - Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, lebih baik ketimbang Pemda DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama, atau yang akrab disapa Ahok.
Jika di Kulon Progo ada gerakan bangun rumah warga miskin, sedangkan di Jakarta ada gerakan masif mengusir warga miskin.
Adalah Dr. Hasto Wardoyo, selain Bupati ia juga berprofesi sebagai dokter ahli spesialis kandungan yang juga ahli dalam proses fertilisasi in vitro atau 'bayi tabung'. Ditemui dalam acara 'Bedah Rumah Warga Desa Kulon Progo' yang rutin dilakukan setiap ahad di Kulon Progo, bupati yang baru saja mendapat gelar Bupati Terbaik versi Jawa Pos Award ini cukup menarik untuk ditelusuri.
Tim redaksi Voa-Islam sempat menemui dan menanyakan perihal prestasi-prestasi Gerakan Bela Beli Kulon Progo, ia tak hanya berorientasi membangun faktor fisik saja, juga ekonomi, hingga merenovasi rumah warganya dan kesetaraan pelayanan kesehatan. Tak hanya itu Bupati Hasto juga melarang baliho rokok, membangun kemandirian air minum dengan meluncurkan AirKU -kependekan dari Air Kulon Progo- dan memberikan beasiswa tahfidz quran bagi setiap desa.
Inilah satu progam unggulan yang tidak dimiliki daerah lain, yakni program pemugaran rumah dengan sistem gotong royong. Bahkan, pemugaran itu, tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD). "Semangatnya gotong royong, Bupati menggerakkan masyarakat. Mengorganisir masyarakat, untuk gotong royong, demi membantu sesama dan demi kemaslahatan umat," ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, Senin 25 April 2016.
Menurut Tjahjo Kumolo, kepala daerah harus mampu berinovasi, guna mendorong terlaksananya otonomi daerah yang maksimal. Membuat sistem yang lebih efektif dan efisien, serta taat kepada hukum, untuk mempercepat reformasi birokrasi. "Itu kenapa Kulon Progo unggul dibanding daerah lain. Kulon Progo ini semua ada inovasinya. Membangun rumah yang sudah kumuh, rusak untuk masyarakat," kata dia.
Punya Pemimpin Populer, Jakarta Gagal Raih Pemda Terbaik
Di Indonesia ada 12 Pemerintah Daerah yang memperoleh penghargaan pemerintahan terbaik, dari Pemerintah Pusat dalam peringatan Hari Otonomi Daerah ke-20 yang jatuh pada hari ini, Senin 25 April 2016.
Ke 12 pemerintah daerah tersebut antara lain, Pemerintah kabupaten Kulon Progo, Pemkab Pasaman, Pemkot Semarang, dan Pemkot Probolinggo.
Ke 12 pemerintah daerah tersebut antara lain, Pemerintah kabupaten Kulon Progo, Pemkab Pasaman, Pemkot Semarang, dan Pemkot Probolinggo. Keempatnya meraih penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha, yakni penghargaan tertinggi kepada pemerintah daerah yang selama tiga tahun berturut-turut berstatus kinerja terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Sementara itu, untuk kategori Satyalancana Karyabhakti Praja Nugraha diberikan kepada Gubernur Jawa Barat, Bupati Tulung Agung, Bupati Nganjuk, Bupati Kudus, Bupati Bintan, Wali kota Probolinggo, Wali kota Malang dan Mojokerto. Penilaian pemerintah pusat terhadap kinerja Pemda berdasarkan pada hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKPPD) terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). Penilaian tersebut didasarkan pada laporan kerja formal dan bukan didasarkan popularitas semata.
Siapa Bupati Kulon Progo?
Ada yang unik, meski kini ia telah berhasil mengangkat ekonomi warganya, namun ia menyatakan tak akan makan nasi sampai warganya sejahtera dan mengganti nasi dengan singkong "Begini mas, jika kita terlalu bermewah-mewah maka kita tidak akan peka kepada penderitaan rakyat." ujar dokter spesialis bayi tabung yang semenjak menjabat menjadi Bupati menolak menerima uang praktek dokternya ini.
ia menyatakan tak akan makan nasi sampai warganya sejahtera dan mengganti nasi dengan singkong
Perihal makan singkong atau tiwul yang dilakukan Bupati hasto bukan mengada-ada, ketika ditemui ditempat terpisah, Ibu Prayoto mertua Bupati Kulon Progo yang ditemui dibilangan Babarsari, dimana keluarga Hasto Wardoyo mendirikan rumah sakit bersalin Sadewa ini menyatakan hal serupa. Justru ia berusaha tiap hari mencari singkong bagi sang menantunya ini. "Saya setiap hari mencarikan singkong untuk makan Mas Hasto," ujarnya kepada Voa-Islam.com.
Karenanya, kepala daerah yang populer tidak menjamin laporan penyelenggaraan pemerintah daerahnya bagus. (adivammar/voa-islam.com/vvp)