Sahabat VOA-Islam...
Kita mengetahui bahwa berdagang adalah salah satu hal penting dalam kehidupan bermasyarakat, berdagang tidak luput dari apa yang ingin kita jual atau beli baik itu barang maupun jasa.
Berdagang sudah ada sejak dahulu, Rasulullah pun pernah menjadi pedagang pada zamannya, dan Rasulullah adalah seorang yang kita ketahui kehidupannya dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali merupakan pedoman bagi kita atau bagaimana kita mengaplikasikan kehidupan Rasulullah dalam kehidupan kita.
Pertama, Islam dalam berdagang. Allah menegaskan dalam firmannya “…Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. …” (Q.S Al- Baqarah : 275). Itu artinya Allah menganjurkan kita untuk berdagang. Tetapi perlu kita sadari bahwa perdagangan yang dianjurkan oleh Allah adalah perdagangan dengan cara yang dihalalkan-Nya. Perdagangan dalam hal ini yang sesuai syairah Islam, tidak mengandung unsur riba dan gharar (penipuan) dalam suatu transaksi.
Kedua, iman dalam berdagang. Allah berfirman yang artinya “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi…(Q.S An-Najm : 31) Sejatinya rizqi atau harta benda adalah milik Allah SWT, Dia yang memiliki hak untuk memberi dan mencabut segala nikmat yang kita rasakan. Kemudian manusia hanya diberi tugas untuk menjaga dan memlihara kemudian mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan umat serta tidak berlebih-lebihan.
Ketiga, ihsan dalam berdagang. Sabda Rasulullah yang ketika itu ditanya Malaikat Jibril tentang makna ihsan ”Engkau mengabdi kepada Allah seakan-akan engkau melihat Dia. Kalau engkau tidak melihat Dia, maka seungguhnya Dia melihatmu“ (HR.Muslim).
Bahwasannya ihsan tak hanya kita pakai dalam aktivitas ibadah saja seperti solat, berdoa, zikir dan tilawah quran. Tetapi sebagai umat muslim kita harus menerapkannya dalam setiap aktivitas lain-lainnya. Ketika kita ihsan dalam berdagang maka buah dari itu adalah rasa jujur dalam berdagang, kita meyakini sepenuhnya bahwasannya aktivitas kita selalu diawasi oleh Allah 24jam non stop.
Maka timbulkanlah rasa takut kepada Allah, takut akan berbuat curang ketika berdagang, kita tahu ketika berbuat curang maka akan ada balasan dari Allah SWT. [syahid/voa-islam.com]
Penulis: Refialdi Dwi Putranto (Mahasiswa STEI SEBI)