View Full Version
Kamis, 02 Jan 2020

Kader Muhammadiyah Harus Belajar Jadi Pengusaha

SAUDI ARABIA (voa-islam.com) - Dalam silaturahim yang digelar Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Saudi Arabia bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Noordjannah Djohantini pada Selasa (24/12) turut hadir Fahmi Yendra, pengusaha muda yang juga pengurus Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah.

Dalam pertemuan jamuan makan malam tersebut Fahmi yang juga beramal-jariyah  membangun masjid Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta di kampus baru ini bertanya pada rombongan PCIM Saudi Arabia.

"Siapa yang belajar jadi pengusaha?". Ketua PCM Abdul Latif menunjuk salah satu anggotanya yang rajin berwirausaha.

Kemudian Fahmi melanjutkan, selain bersiap menjadi kader tarjih dan tabligh, untuk kepentingan kemajuan umat dan bangsa diperlukan kader pengusaha.

"Bukan hanya untuk dakwah, tapi untuk kemajuan umat Muhammadiyah dalam hal kemajuan ekonomi supaya banyak kader Muhammadiyah bisa menjadi pengusaha juga", tegas pengusaha sukses dan low-profile itu seperti voa-islam.com kutip dari laman resmi muhammadiyah.or.id.

Dalam empat tahun terakhir ini amal usaha ekonomi terus digiatkan Muhammadiyah, sejumlah usaha bisnis dikembangkan. Suara Muhammadiyah setelah membangun Grha sebagai tempat usaha dan perkantoran, juga mulai merambah membangun hotel (SM Tower). Gramasurya yang bergerak dibidang percetakan terus berkembang maju. PTM besar mengembangkan unit usaha yang prospektif. Jaringan Saudagar Muhammadiyah terus meningkatkan programnya, yang diharapkan semakin membumi dan membangun usaha-usaha bisnis yang konkret.

Fahmi juga mengatakan bahwa gerak pilar ketiga Muhammadiyah ini harus ditumbuhkembangkan dalam praktek.

"Usaha bisnis memang harus dimulai dengan sesuatu yang nyata, bukan teori", tegas Fahmi seraya memberi motivasi agar para kader Muhammadiyah belajar gigih menjadi pelaku wirausaha dan pengusaha.

“Segala sesuatu di Muhammadiyah memang harus dimulai dari gerak nyata, bukan kata-kata dan retorika sesuai etos gerakan ini, sedikit bicara, banyak bekerja,” pungkas Fahmi. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version