View Full Version
Kamis, 16 Jun 2022

Hari Jum’at Ingatkan Akhirat

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Hari Jum’at adalah hari teristimewa dalam satu pekan. Istimewanya dengan tambahan jenis ibadah di dalamnya yang tidak ada di hari selainnya, ditambah keberkahan amal, disiapkan ampunan, dan diijabah doa-doa. Sepantasnya, saat tiba hari Jum’at, kaum muslimin bergembira dan bersungguh-sungguh beribadah kepada Allah di dalamnya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Maka hari Jum'at adalah hari ibadah. Kedudukannya dibandingkan hari-hari yang ada seperti bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya. Sementara waktu istijabah (dikabulkannya doa) yang ada pada hari itu seperti lailatul qadar di bulan Ramadhan." (Zaad al-Ma'ad: 1/398)

Hari Jum’at juga mengingatkan kita kepada kematian dan kehidupan akhirat. Dengan ini, hendaknya bertambah semangat ibadah dan sungguh-sungguh menjalankan ketaatan untuk bekal kembali kepada Allah. Berikut 6 alasannya:

Pertama, hari Jum’at hari lahirnya Bapak Manusia, Nabi Adam dan hari wafatnya, dan hari terjadinya kiamat.

Dari Aus bin Aus Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. " (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim)

Apabila akan memasuki hari Jum’at hendaknya hadir rasa takut dalam diri kita, kalau-kalau, hari tersebut menjadi akhir kehidupan dunia ini.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيَاحٍ وَلَا جِبَالٍ وَلَا بَحْرٍ إِلَّا وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

"Tidaklah ada dari malaikat muqarrab (didekatkan), langit, bumi, angin, gunung, dan tidak pula laut kecuali mereka takut terhadap hari Jum'at." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani) 

Ka’ab al-Ahbar berkata: “Tidaklah terbit matahari pada hari jum’at kecuali daratan, lautan, bebatuan, dan seluruh mahluk ciptaan Allah selain tsaqalain (jin dan manusia) merasa ketakutan akan terbitnya.”(Riwayat ‘Abdur Razzaq dalam al-Mushannaf 3/552)

Kedua, istimewa meninggal di hari Jum’at; siang atau malamnya.

Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at melainkan Allah melindunginya dari siksa kubur." (HR. Al-Tirmidzi, no. 1043)

[Baca: Keutamaan Wafat di Hari Jum'at]

Ketiga, nama Al-Jumu’ah, dari kata al-Jam’u (perkumpulan) mengingatkan kepada Yaumul Jam’i (hari perhimpunan).

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang penamaan hari Jum'at, bahwa dinamakan dengan Jum'ah itu karena dia pecahan dari al-jam’u (perkumpulan). Sebab kaum muslimin berkumpul pada hari tersebut di tempat-tempat ibadah yang besar sekali dalam setiap pekannya. Kita membayangkan kelak kita akan dikumpulkan dengan manusia yang snagat banyak di satu tempat perhimpunan (mahsyar).

Allah menyebut hari perhimpunan manusia di akhirat dengan yaum al-Jam’i, QS. Al-Taghabun: 9. Yaitu hari di mana Allah mengumpulkan orang-orang generasi awal dan akhir, manusia dan jin, penduduk langit dan bumi, juga mengumpulkan seorang hamba dengan amalnya.

Ketiga, Disunnahkan membaca surat al-Sajdah dan surat al-Insan pada shalat Shubuh. Di dua surat tersebut terdapat peringatan kematian dan kehidupan akhirat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ ( هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا)

"Bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum'at dengan (الم تَنْزِيلُ) [surat al-Sajdah;-pent] pada rakaat pertama. Sedangkan pada rakaat kedua ( هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا ) [surat Al-Insan;-pent]." (HR. Al-Bukharidan Muslim)

[Baca: Sunnah Membaca Surat Al-Sajdah & Al-Insan Lengkap di Shubuh Hari Jum'at]

Kelima, disunnahkan juga membaca surat Al-Jumu’ah dan al-Munafiqun di shalat Jum’at. Kedua surat tersebut juga berbicara tentang kematian dan kehidupan akhirat.

عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقرأ في صلاة الجمعة سورة الجمعة والمنافقين

"Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sering membaca surat al-Jumu’ah dan al-Munafiqun saat shalat Jum’at." (HR. Muslim)

Keenam, disunnahkan pula membaca surat al-A’la dan al-Ghasyiyah di shalat Jum’at dan shalat Ied. Kedua surat tersebut juga banyak berbicara tentang kehidupan akhirat agar kita teringat kehidupan akhirat yang pintu gerbangnya adalah kematian.

Dari al-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كانَ يقرأُ في العِيدينِ وفي الجُمُعة بـسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الغَاشِيَةِ

“bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa membaca di shalat 2 hari raya dan di shalat Jum’at Sabbihisma Rabbikal A’la  (Surat al-A’la) dan Hal Ataka Haditsul Ghasyiyah (Surat al-Ghasyiyah).” (HR. Muslim)

Kesimpulan, hari Jum’at yang istimewa untuk ibadah mendorong kaum muslimin bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya, merengguh ampunan, dan memperbanyak doa terkait urusan dunia dan akhirat di dalamnya. Semangat dan kesungguhan ini semakin kuat apabila disertai dengan ingat mati dan kehidupan akhriat yang pasti dimasuki. Wallahu A’lam.  [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version