View Full Version
Selasa, 27 Feb 2024

Istimewanya Anak Muda dalam Islam

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Perhatian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada anak-anak muda sangat istimewa. Secara khusus, beliau mewasiatkan agar memperhatikan para pemuda dan berbuat baik kepada mereka. Jangan bersikap kasar terhadap mereka,

أوصيكم بالشباب خيرا فإنهم أرق أفئدة

Aku washiyatkan kepada kalian, hadapilah generasi muda itu dengan baik, sesungguhnya mereka mempunyai perasaan yang sangat halus.” (HR. Al-Bukhari)

Kepercayaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada para pemuda ditunjukkan dengan menunjuk Atab bin Usaid sebagi amir di Makkah saat beliau membawa pasukan ke Hunain. Beliau juga mengangkat Usamah bin Zaid memimpin pasukan besar yang di dalamnya terdapat sejumlah sahabat senior. Semua ini, tentu, setelah mereka mendapatkan didikan dan pembinaan istimewa lewat tangan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Bukti lainnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengutus Mu’adz bin Jabal yang masih muda untuk berdakwah ke Yaman yang mayoritas penduduknya ahli kitab. Beliau mengajarkan metode dakwah dan panduan-panduan dasar dalam menjalankan tugas mulia ini.

Karenanya, wajib bagi setiap kita memperhatikan generasi dan memberikan pembinaan yang baik untuk mereka karena masa depan Islam ada di tangan para pemuda.

Syaikh Musthofa Al-Gholayaini rahimahullahberkata:

إِنَّ فِى يَدِ الشُّباَّنِ اَمْرَ اْلاُمَّةْ وَفِى اَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا

“Sesungguhnya di tangan para pemudalah urusan umat, dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat”. Ini telah membuktikan bahwa para generasi muda menjadi tulang punggung dan harapan dari sebuah peradaban agama dan bangsa. (Dinukil dari “Menyoal Peran Generasi Muda”, lirboyo.net)

Di masa muda ini seseorang berada pada kemegahan usia, semangat membara, dan ambisi mencapai cita-cita dan keinginan sedang tumbuh-tumbuhnya. Orang sukses di usia tua, biasanya, diawali dari memanfaatkan masa mudanya.

Malik bin Dinar Radhiyallahu 'Anhu mengatakan,  

إنما الخير في الشباب

Sesungguhnya kebaikan itu ada pada pemuda.” (Hilyah Aulia: 2/373)

Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu pernah duduk-duduk bersama para sahabatnya, lalu lewat seseorang yang sudah berusia. Hudzaifah berkata kepadanya, “hai fulan, kenapa kamu tidak mau bermajelis bersama kami?” ia menjawab: demi Allah, sebabnya adalah anak-anak muda yang ada di sekelilingmu itu.

Hudzaifah marah kepada orang tadi dan berkata: apakah kamu tidak pernah mendengar firman Allah Ta’ala,

قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ

Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 60)

Dan firman-Nya lagi,

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13) Bukankah kebaikan itu ada pada anak-anak muda.” (Al-Jami’ li Akhlaq al-Rawi: 1/310)

Ada seseorang berkata kepada Abdullah bin al-Mubarak, “engkau lebih banyak habiskan waktumu (sibuk) dengan anak-anak remaja itu daripada dengan kami?” beliau menjawab,

هؤلاء أرجى عنديمنكم ، أنتم كم تعيشون ؟ وهؤلاء عسى الله أن يبلغ بهم

 “Mereka itu lebih aku harapkan daripada kalian, kalian masih hidup berapa lama lagi? Sedangkan mereka, aku berharap Allah panjangkan usia mereka sampai dewasa.

Kaderisasi keulamaan harus menyasar kepada anak kecil dan remaja. Apabila mereka telah tumbuh dengan kesadaran ilmu dan ibadah diharapkan mereka kelak akan meninggikan kalimat Allah dan mengibarkan panji-panji Islam. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version