View Full Version
Kamis, 18 Jul 2024

Panjang Umur Harus Banyak Amal Baiknya!

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulillah -Shallallahu ‘alihi wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Umur manusia di tangan Allah. Manusia tak punya kuasa atas umurnya sendiri; apalagi umur orang lain.  Dari sini kita memahami bahwa panjang umur adalah anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya, hendaknya kita bersyukur kepada Allah atas umur atau usia yang masih kita punya, sebagaimana dzikir saat bangun tidur. Yaitu:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan." (HR. Muslim)

Puncak dari syukur adalah menggunakan nikmat untuk taat. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Demikian pula dalam menegakkan kesyukuran atas nikmat panjang umur ini. Siapa yang diberi usia panjang hendaknya dia menggunakannya untuk ibadah dan ketaatan, beramal shalih dan mengerjakan kebaikan yang diridhai Allah Ta’ala.

Sejatinya, usia seseorang adalah kesempatan untuk beribadah kepada Allah dan menunaikan perintah-Nya. Siapa yang mampu menggunakan umurnya untuk ini dia akan beruntung dan bahagia. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menggelarinya dengan Khairun Nas (sebaik-baik manusia).

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR. Al-Tirmidzi dari Abu Shofwan al-Aslamiy)

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata saat menjelaskan hadits ini, “sesungguhnya ketika usia panjang seseorang digunakan dalam ketaatan kepada Allah maka ia bertambah dekat kepada Allah dan semakin tinggi derajatnya di akhirat. Hal ini karena setiap amal yang dikerjakannya sepanjang usianya itu akan mendekatkan dirinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Karenanya, sebaik-baik manusia adalah yang diberi anugerah duaq hal ini; panjang umur dan amal yang bagus.”

Panjang usia bukan sebuah kebaikan bagi seseorang kecuali bisa dibarengi dengan baiknya amal perbuatan dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jika tidak, panjang usia hanya menambah dosa dan keburukan sehingga pelakunya berhak mendapat siksa yang menghinakan di akhirat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang orang kafir dengan usia panjang mereka,

وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّمَا نُمْلِى لَهُمْ خَيْرٌ لِّأَنفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِى لَهُمْ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ

Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS. Ali Imran: 178)

Rasullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat ditanya tentang manusia terburuk, beliau menjawab, “orang yang panjang usianya dan buruk amalnya.” (HR. Al-Tirmidzi dari jalur Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu)

Karenanya, hendaknya kita memperbanyak amal-amal ketaatan ketika masih diberi umur, masih diberi kesempatan hidup. Karena tanda baiknya seseorang saat diberi tambahan umur semakin meningkat kebaikannya. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version