

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah ﷺ dan keluarganya.
Satu doa yang tulus seorang anak dapat menjadi sebab diangkatnya derajat orang tua di sisi Allah, diampuninya dosa-dosa, serta menjadi jalinan kebaikan yang tak terputus antara seorang anak dan kedua orang tuanya, bahkan setelah mereka tiada.
Salah satu bentuk ibadah yang paling mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah beristighfar (berdoa memohon ampunan) bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang tua dan seluruh kaum mukminin. Allah Ta‘ala berfirman dalam Al-Qur’an:
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
"Ya Tuhan kami, ampunilah aku, dan kedua orang tuaku, serta semua orang yang beriman pada hari ketika diadakan perhitungan." (QS. Ibrahim: 41)
Ayat ini menunjukkan betapa indahnya doa yang mencakup diri sendiri, orang tua, dan umat Islam seluruhnya — doa yang mengandung bakti kepada orang tua sekaligus kasih sayang terhadap sesama mukmin.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إنَّ اللهَ ليرفعُ الدرجةَ للعبدِ الصالحِ في الجنةِ فيقولُ يا ربِّ من أينَ لي هذا فيقولُ باستغفارِ ولدِكَ لكَ
“Sesungguhnya seorang hamba akan diangkat derajatnya di surga, lalu ia berkata: ‘Dari mana aku mendapatkan ini?’ Maka dikatakan: ‘Dari istighfar (doa ampunan) anakmu untukmu.’” (HR. Ibnu Majah)
Hadits ini mengajarkan bahwa doa anak untuk orang tuanya bukan hanya tanda cinta dan bakti, tetapi juga amal yang terus mengalir pahalanya bagi mereka di alam akhirat.
Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mendoakan kedua orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah berpulang. Doa yang lahir dari hati yang tulus dapat menjadi sumber keberkahan, penghapus dosa, dan sebab kedekatan dengan Allah. Wallahu a’lam. [PurWD/islamway/voa-islam.com]