GAZA CITY (voa-islam.com) - Tidak ada gerakan yang lebih sempurna, kecuali Hamas. Hamas siap berperang juga siap mengikuti pemilihan. Hamas satu-satunya kekuatan Islam yang langsung berhadapan dengan musuh nomor satu umat Islam, yaitu Zionis-Israel. Hamas berjihad juga siap menggunakan cara damai juga siap, seperti pemilu.
Hamas sudah berulangkali perang melawan negara paling kuat kekuatan militernya di Timur Tengah, yaitu Zionis-Israel, dan selalu berakhir dengan kegagalan Zionis mengalahkan Hamas. Hamas di tengah blokade oleh Zionis-Israel, Mesir, dan negara-negara sekelilingnya, tapi tetap mampu bertahan.
Sedangkan negara-negara Arab, seperti Mesir yang dipimpin rezim junta militer seperti al-Sisi, hanya bisa mengekor kepada Zionis. Tidak memiliki izzah (kemuliaan) dihadapan bangsa kera 'Yahudi. Semua negara Arab dan para pemimpinnya sudah merunduk dibawah telapak kaki Zionis, tapi Hamas tetap berdiri tegak dihadapan musuh umat Islam, Zionis-Israel.
Sekarang, Hamas,mengatakan, pihaknya siap untuk bersaing dalam pemilihan parlemen dan presiden, dan Hamas menuduh Presiden Mahmoud Abbas menghambat proses pemiihan, karena Abbas tidak yakin akan dapat memenangkannya. Hamas tahun 2006 telah memenangkan pemilihan parlemen, dan kemudian membentuk parlemen dan pemerintahan di Gaza.
Hamas dalam pernyataannya mengatakan, bahwa ada kesiapannya untuk bersaing dalam pemilu Palestina dan menuduh Abbas mengulur-ulur prosedur.
Hamas mengatakan bahwa Abbas tidak serius melakukan pemilihan, karena ia belum mengeluarkan keputusan presiden menetapkan tanggal untuk pemungutan suara, Minggu, 3/5/2015.
Hamas menuntut kepada Presiden Mahmud Abbas, segera menyelenggarakan pemilihan umum, dan tidak memperdalam perbedaan antara Hamas-Otoritas Palestina, dan segera pula melaksanakan hasil perjanjian rekonsiliasi. Hamas dan Otoritas Palestina, sudah melangsungsungkan perjanjian kesespakatan damai, dan membangun pemerintrahan bersama.
Dibagian lain, mantan Presiden AS Jimmy Carter mengatakan bahwa Abbas akan mengadakan pemilihan presiden dan legislatif setelah ia menerima permintaan tertulis dalam hal ini dari Hamas. Jimmy Carter menjadi mediator antara Hamas dan Otoritas Palestina. Sementara itu, pejabat Zionis-Israel menolak bertemu dengan Presiden Jimmy Carter. (dtta/wb/voa-islam.com)