View Full Version
Kamis, 22 Oct 2015

Dapatkah Presiden Rusia Vladimir Putin Menyelamatkan Bashar al-Assad?

Moskow (voa-islam.com) – Nampaknya nasib Presiden Suriah Bashar al-Assad ditentukan oleh Moskow. Tidak berlebihan Bashar al-Assad terbang ke Moskow melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, kemungkinan situasi di Suriah menghadapi kelompok oposisi, kata seorang juru bicara Kremlin, Selasa, 20/10/2015.

"Presiden Republik Arab Suriah Bashar al-Assad melakukan kunjungan ke Moskow kemarin malam dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," ungkap juru bicara, Dmitry Peskov, kepada wartawan.

Menurut Agence France-Presse, ini adalah "kunjungan ke luar negeri pertamanya sejak perang Suriah pecah pada tahun 2011”, ungkap pejabat Suriah.

Putin bulan lalu mendapat persetujuan parlemen untuk meluncurkan kampanye udara di negara yang dilanda perang.

Pertemuan antara Putin dan Assad setelah pejabat militer AS dan Rusia menandatangani nota kesepahaman pada Selasa yang mencakup kesepakatan antara pilot Amerika dan Rusia menghindari bentrokan di wilayah udara Suriah, karena mereka melaksanakan serangan udara secara terpisah terhadap kelompok-kelompok militan, ujar pejabat Pentagon.

Timbul masalah keselamatan pesawat dimulai setelah Rusia mulai membom sasaran di Suriah bulan lalu. Moskow mengatakan bahwa pesawat tempur Rusia menyerang Daulah Islam (IS), tapi banyak dari serangan udara yang menghantam wilayah yang dikuasai kelompok oposisi yang melawan sekutu Presiden Bashar al-Assad.

Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan mengerahkan pasukan darat ke Suriah, di mana ia telah melakukan serangan udara terhadap apa yang dikatakan adalah target IS. Tapi, kenyataan berdasarkan Observatorium tengan Hak Asasi untuk Suriah, menyebutkan telah jatuh korban sejumlanh pasukan Rusia di Latakia.

"Kami tidak berencana melakukan ini (melakukan operasi darat), dan teman-teman Suriah kami tahu tentang hal ini," kata Putin dalam sebuah wawancara yang disiarkan di saluran televisi Rossiya-1 yang dikelola negara.

Dia juga mengatakan Rusia tidak ingin terlibat dalam perang antar-agama di Suriah. Putinjuga menjelaskan bahwa Rusia tidak melihat perbedaan antara kelompok Sunni dan Syiah.

Menggunakan jet modern dan pesawat Soviet yang lebih tua, Rusia telah membom pos komando dan kamp-kamp pelatihan apa yang dikatakan adalah basis kekompok radikal "teroris," sebagai bagian dukungan kepada serangan darat oleh pasukan Assad.

Putin juga mengatakan tujuan bahwa operasi Rusia adalah untuk "menstabilkan kekuasaan Assad yang sudah nyaris ambruk akibat preang yang sangat dahsyat."

Berbicara tentang persenjataan yang digunakan dalam serangan - termasuk rudal jelajah Rusia ditembakkan dari Laut Kaspia yang memiliki jangkauan lebih dari 1.500 kilometer (900 mil) - Putin menolak pernyataan bahwa sedang melakukan uji coba senjata di Suriah dalam menghadapi Amerika Serikat.

"Ini bukan tentang perlombaan senjata," katanya. "Ini adalah tentang fakta bahwa senjata modern membaik, berubah. Di negara lain, hal ini terjadi lebih cepat daripada di sini. Ini adalah mengapa kita harus mengikuti. Suriah menjadi ladang uji senjata Rusia dengan dalih menghadapi IS. (afgh/aby/voa-Islam.com)

 


latestnews

View Full Version