View Full Version
Jum'at, 27 Mar 2020

Surat untuk Covid-19

 

Oleh:

Alin FM

Praktisi multimedia dan penulis

 

WABAH virus baru kembali menghantui dunia (pandemi). Kali ini, oleh virus corona baru (2019-nCoV) penyebab infeksi saluran pernapasan. Karakteristik genetik 2019-nCoV sudah terkonfirmasi mampu menularkan di antara sesama manusia. Menjadikan seluruh dunia juga Indonesia hari ini berisiko mengalami nasib serupa dengan masyarakat Kota Wuhan.

Bukan kali yang pertama dunia juga Indonesia dihantui dan dibuat sengsara oleh kemunculan wabah baru. Wabah dari keluarga corona saja selama satu dekade terakhir sudah tiga kali terjadi.

SARS oleh SARS-CoV pada tahun 2002 -2003 silam menginfeksi setidaknya 8.096 orang dan 774 di antaranya terbunuh. MERS pada tahun 2012 oleh MERS-CoV yang menginfeksi sedikitnya 44 orang dan 22 di antaranya terbunuh.

Belum lagi wabah penyakit lain seperti ebola di Afrika, wabah flu burung H5N1, H1N1, dan sejumlah wabah baru seperti HIV/AIDS Yang asal muasalnya masih menjadi teka-teki di kalangan banyak ilmuwan.

Di tengah tingginya angka kesakitan berbagai penyakit menular lainnya, seperti TBC, Malaria, dan Diare. Jadi, kemunculan yang berulang inilah yang patut menjadi perhatian serius pemerintah dan dunia.

Pentingnya pemimpin dalam menghadapi Pandemi mengingatkan kita tentang surat Umar bin Khattab ketika Sungai Nir berhenti mengalir.

Para penduduk kala itu mendesak untuk melaksanakan tradisi jahiliyah mereka hingga sang gubernur Amr bin Ash kehabisan akal untuk melarang dan memutuskan mengirim surat kepada sang Khalifah, Umar bin Khattab RA.

Dalam suratnya, Amr menjelaskan perihal keadaan Kota Mesir dan keringnya Sungai Nil serta keputusannya untuk melarang warga melakukan per sembahan. Umar bin Khattab membalas surat Amr dan dalam suratnya dia berpesan, "Apa yang telah engkau lakukan itu benar. Saya telah mengirim satu kartu di dalam surat saya ini. Buanglah kartu itu ke dalam Sungai Nil,"tulis Umar.

Ketika surat dari Umar tiba, Amr segera mengambil kartu tersebut dan membaca tulisan di atasnya,

"Dari hamba Allah, Umar Amirul Mukminin, untuk Sungai Nil penduduk Mesir. Amma ba'du jika engkau mengalir karena kehendakmu dan perkaramu, maka janganlah engkau mengalir karena kami tidak membutuhkanmu. Namun, jika engkau mengalir karena perintah Allah yang Mahaesa dan Mahakuasa, Dialah yang telah membuatmu mengalir. Kami memohon kepada Allah agar Dia membuatmu mengalir."

Kemudian Amr melaksanakan pesan Khalifah Umar untuk membuang kartu tersebut ke Sungai Nil. Keesokan hari nya, tepatnya pada Sabtu pagi, Allah SWT membuat Sungai Nil kembali mengalir, bahkan hingga setinggi enam belas hasta dalam waktu satu malam. Hingga kini Sungai Nil menjadi sungai yang tak pernah kering meski musim kemarau melanda. Penduduk Mesir juga telah berhenti dan meninggalkan tradisi persembahan mereka hingga saat ini

Hari ini, jika diumpamakan dengan surat Umar. Maka jika dibuat surat yang serupa.

"Dari hamba Allah, Amirul Mukminin, untuk Covid-19. Amma ba'du jika engkau mewabah karena kehendakmu dan perkaramu, maka janganlah engkau mewabah karena kami tidak membutuhkanmu. Namun, jika engkau mewabah karena perintah Allah yang Mahaesa dan Mahakuasa, Dialah yang telah membuatmu mewabah. Kami memohon kepada Allah agar Dia membuatmu berhenti untuk mewabah."

Rindunya surat seorang pemimpin di tengah wabah menjadi pandemi global dengan kacamata keimanan. Membuat Allah SWT Sang Pencipta Covid-19 menghentikan laju pergerakannya. Kapan kah pemimpin itu hadir ditengah gelombang ujian manusia?. Merindukan pemerintah yang mencintai hukum-hukum Allah. Mencintai Rakyat dan dicintai Rakyat. Rindu hadirnya kepemimpinan Islam yang menyelesaikan urusan rakyat dengan tulus dan ikhlas

Semoga pandemi segera berakhir. Hanya bersandar kepada Allah SWT Sang Pencipta corona agar corona tidak menjangkiti manusia. Dan kita bisa hidup tanpa corona.*


latestnews

View Full Version