View Full Version
Jum'at, 25 Jan 2013

Merasa Terancam, Inggris Desak Warganya Tinggalkan Benghazi Segera

INGGRIS (voa-islam.com) - Warga Inggris telah didesak oleh Departemen Luar Negeri untuk meninggalkan kota Benghazi Libya segera dalam menanggapi "ancaman spesifik dan nyata terhadap orang Barat".

Tidak ada rincian yang diberikan oleh Inggris tentang sifat ancaman tersebut, yang mungkin telah dikeluarkan dalam menanggapi informasi intelijen mengenai situasi keamanan. Namun sumber keamanan di Libya mengatakan sebuah serangan diperkirakan terjadi pada fasilitas minyak atau gas.

Pernyataan hari Kamis mengatakan: "Kami sekarang menyadari ancaman spesifik dan segera untuk warga Barat di Benghazi, dan mendesak semua warga negara Inggris yang tinggal di sana atas saran kami untuk pergi segera. Kami telah memperbarui saran wisata kami untuk mencerminkan hal ini.."

Pernyataan itu menambahkan: "Setelah intervensi militer Prancis di Mali, ada kemungkinan serangan balasan yang menargetkan kepentingan Barat di kawasan tersebut. Kami menyarankan kewaspadaan."

Sejak September lalu Kementerian Luar Negeri Inggris telah memperingatakan terhadap semua perjalanan ke Benghazi dan seluruh wilayah Libya dengan pengecualian Tripoli, Zuwara, Az-Zawiya, Al Khums, Zlitan dan Misrata, dan kota-kota pesisir dari Ras Lanuf ke perbatasan Mesir.

..Kami sekarang menyadari ancaman spesifik dan segera untuk warga Barat di Benghazi, dan mendesak semua warga negara Inggris yang tinggal di sana atas saran kami untuk pergi segera..

Selain Inggris, pemerintah Jerman juga mengeluarkan peringatan serupa kepada warganya pada hari Kamis.

Pemerintah Belanda mengatakan bahwa negara itu telah menganjurkan "semua perjalanan dan tetap" di wilayah Benghazi, tetapi belum mengatakan kepada warganya untuk meninggalkan daerah itu.

Peringatan-peringatan tersebut menyusul krisis sandera pekan lalu di Aljazair yang terjadi sebagai pembalasan dari para pejuang Islam setelah intervensi militer Prancis terhadap mujahidin yang menerapkan hukum Syariah Islam di Mali utara dan menggarisbawahi keprihatinan menerus internasional tentang kemampuan pemerintah di Tripoli untuk menjaga keamanan pasca pemberontakan melawan Muammar Khadafi, yang dimulai di Benghazi hampir dua tahun lalu.

Benghazi merupakan tempat terjadinya serangan terhadap konsulat AS di mana duta besar AS untuk Libya tewas bersama dengan tiga orang Amerika lainnya pada September lalu. Musim panas lalu Duta Besar Inggris lolos tanpa cedera ketika sebuah granat berpeluncur roket ditembakkan ke mobilnya.

..Peringatan-peringatan tersebut menyusul krisis sandera pekan lalu di Aljazair yang terjadi sebagai pembalasan dari para pejuang Islam setelah intervensi militer Prancis terhadap mujahidin yang menerapkan hukum Syariah Islam di Mali utara..

Ketegangan sendiri telah tinggi di Benghazi sejak Desember, ketika sebuah operasi pemerintah Libya yang mendapat dukungan dari sebuah pesawat militer AS menangkap sejumlah orang yang diduga membunuh kepala polisi kota tersebut.

Pertempuran senjata dan serangan terhadap kantor polisi telah berlanjut secara sporadis.

Dalam menanggapi serangan pembalasan pejuang Islam di Aljazair, kepala militer Libya staf, Youssef Mangoush, telah mengambil alih keamanan di instalasi minyak Libya dan gas.

Sementara itu Adel Mansouri, kepala dari Sekolah Internasional Benghazi, mengatakan kepada Associated Press bahwa warga negara asing Inggris dan lainnya diperingatkan dua hari lalu tentang kemungkinan ancaman terhadap warga Barat.

Ia mengatakan para guru diberi pilihan untuk pergi tetapi memutuskan untuk tinggal. Saleh Gawdat, seorang anggota parlemen Benghazi, mengatakan dokter-dokter Prancis yang bekerja di rumah sakit kota itu telah pergi dan bahwa pusat kebudayaan Prancis telah ditutup di tengah kekhawatiran kemungkinan pembalasan atas intervensi militer yang dipimpin Prancis terhadap para pejuang Islam di Mali utara. (st/grdn)

Kami sekarang menyadari ancaman spesifik dan segera untuk warga Barat di Benghazi, dan mendesak semua warga negara Inggris yang tinggal di sana atas saran kami untuk pergi segera

latestnews

View Full Version