View Full Version
Senin, 28 Jan 2013

Presiden Mesir Nyatakan Keadaan Darurat di 3 Kota yang Dilanda Kerusuhan

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Presiden Mesir Mohammed Morsi menyatakan keadaan darurat di kota Port Said, Suez dan Ismailia di tengah bentrokan mematikan yang menewaskan puluhan orang, seraya menyerukan untuk dialog dengan oposisi.

Presiden Mesir Mohamed Morsi pada hari Ahad (27/1/2013) telah  mengumumkan keadaan  darurat selama 30 hari di Port Said, Suez dan Ismailia, tiga Kegubernuran yang telah menyaksikan bentrokan mematikan sejak tahun kedua dari revolusi Mesir pada 25 Januari

Selama pidato yang disiarkan di televisi negara, Morsi juga mengatakan jam malam akan diberlakukan di tiga kota sejak pukul 21:00-06:00 pagi selama durasi keadaan darurat dalam upaya untuk mengekang meningkatnya kekerasan.

Keputusan Presiden Mesir itu berlaku dari hari Senin.

"Saya selalu mengatakan saya menentang setiap tindakan yang luar biasa, tapi saya juga mengatakan saya mungkin mengambil jalam untuk langkah-langkah semacam ini jika aku harus melakukannya. Aku bahkan mungkin berbuat lebih banyak demi Mesir, itu tugas saya," Morsi menambahkan.

Morsi dikritik oleh lawan-lawannya untuk apa yang mereka klaim sebagai reaksi yang buruk untuk bentrokan nasional yang menewaskan puluhan orang ,termasuk lebih dari 30 di kota bergolak Port Said.

Kemarahan mendidih di kota pesisir tersebut atas putusan pengadilan yang menjatuhkan hukuman mati 21 penggemar sepak bola setelah mereka dihukum karena membunuh pendukung klub Ahly yang berbasis di Kairo dalam bencana terkenal tahun lalu di Port Said.

Bentrokan masih berlangsung di Port Said, dengan pengunjuk rasa yang marah dan pasukan polisi dilaporkan melepaskan tembakan satu sama lain. Tentara ditempatkan di Port Said dan Suez, kota lain yang merupakan adegan konfrontasi konstan, tetapi sejauh ini gagal untuk menahan kekerasan yang tumbuh.

"Saya menginstruksikan pejabat kementerian dalam negeri untuk secara ketat menghadapi siapa pun mengancam rakyat, lembaga-lembaga publik dan swasta. Semua orang harus menyadari bahwa lembaga-lembaga Mesir mampu mempertahankan negara ini terhadap ancaman," tambah Morsi.

Morsi, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, juga memberi hormat tentara dan polisi untuk "upaya mereka untuk melindungi negara".

"Tindakan-tindakan baru-baru ini tidak ada hubungannya dengan revolusi, mereka adalah melawan hukum dan dihasut oleh  Orang-orang Mesir kontra-revolusi yang menolak tindakan tersebut, yang dikutuk oleh kaum revolusioner terhormat," Katanya.

Dialog Nasional

Morsi juga menegaskan kembali seruan untuk dialog nasional, yang ia digambarkan sebagai diperlukan untuk mengatasi gejolak yang sedang berlangsung yang telah menjerumuskan Mesir ke krisis ekonomi dan politik yang mendalam.

"Kami tidak memiliki pilihan tetapi untuk terlibat dalam dialog, ini adalah satu-satunya cara untuk melewati tahap saat ini dan mencapai stabilitas," katanya.

"Saya memutuskan untuk mengundang tokoh-tokoh politik untuk dialog nasional besok."

Front Keselamatan Nasional, oposisi utama Mesir, membuat lima tuntutan yang mencakup membentuk pemerintah baru dan amandemen konstitusi yang menurut mereka menyimpang, yang telah disetujui oleh sekitar 64 persen dari pemilih Mesir dalam referendum nasional bulan lalu.

Oposisi mengklaim konstitusi baru itu tidak memenuhi tujuan dari revolusi karena "mengabaikan" hak-hak perempuan dan minoritas, termasuk Kristen yang membentuk sekitar 10% dari populasi Mesir.

Sementara pendukung Morsi percaya konstitusi baru tersebut menempatkan Mesir di jalan yang benar menuju demokrasi. (an/ahram)


latestnews

View Full Version