View Full Version
Senin, 28 Jan 2013

Takut Jadi Sasaran Penculikan, Inggris 'Paksa' Warganya Tinggalkan Somaliland

INGGRIS (voa-islam.com) - Setelah "memaksa" warganya untuk pergi dari kota Benghazi Libya menyusul adanya ancaman terhadap mereka, pemerintah Inggris melalui kantor Kementrian Luar Negeri kembali mendesak warganya yang ada di Somaliland untuk pergi dari wilayah itu karena sebuah ancaman penculikan terhadap warga negara Inggris.

Warga Inggris telah didesak untuk meninggalkan Somaliland karena "ancaman spesifik" bagi orang Barat di negara Afrika timur tersebut, Kantor Luar Negeri mengatakan - hanya beberapa hari setelah mengeluarkan peringatan serupa kepada warga Inggris di kota Benghazi Libya.

Saran pemerintah yang telah ada adalah untuk menghindari semua perjalanan ke Somalia, namun risiko baru telah muncul di Somaliland, sebuah mantan wilayah perlindungan Inggris  yang memisahkan diri dari Somalia pada tahun 1991 dan yang telah relatif damai dibanding wilayah di selatan dan tengah.

Warga negara Inggris harus "segera pergi", kata FCO. "Penculikan untuk keuntungan finansial atau politik, dimotivasi oleh kriminalitas atau terorisme, tetap menjadi ancaman di seluruh Somalia," tambahnya.

Peringatan itu tampaknya telah dikeluarkan dengan dukungan dari informasi intelijen. Tidak ada rincian lebih lanjut yang tersedia. Somalia secara keseluruhan telah menjadi fokus dari masalah keamanan di negara-negara Barat karena kegiatan Al-Shabaab, sebuah kelompok pejuang Islam lokal yang terkait dengan jaringan Al-Qaidah.

Instansi pemerintah Inggris tampaknya telah dalam keadaan siaga tinggi di utara Afrika, Sahel dan Timur Tengah sejak 38 sandera tewas dalam serangan jihad di Kompleks gas In Amenas Aljazair dekat perbatasan Libya awal bulan ini. Peluncuran operasi militer Prancis di Mali juga telah memicu ketegangan di wilayah Maghreb, yang David Cameron telah sebut sebagai "magnet bagi jihad".

Kementerian Luar Negeri tidak memberikan perkiraan untuk jumlah warga Inggris yang saat ini berada di Somaliland tetapi diketahui ada beberapa orang dengan kebangsaan ganda Somalia dan Inggris serta personil LSM.

Pekan lalu kantor Kementrian Luar Negeri Inggris mengeluarkan peringatan yang mendesak warganya untuk meninggalkan Benghazi karena informasi tentang plot Al-Qaidah untuk menculik warga Inggris dan Jerman, majalah mingguan Spiegel mengutip perkataan sumber-sumber di dinas intelijen Jerman, BND.

Pemerintah Inggris mengutip sebuah ancaman "spesifik dan segera" namun para pejabat menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Sementara sumber keamanan di Libya mengatakan mereka khawatir serangan lain terhadap fasilitas minyak atau gas Barat yang ada di negara itu. (an/grdn)


latestnews

View Full Version