View Full Version
Senin, 28 Jan 2013

Israel Gunakan Kekuatan Mamatikan Hadapi Demonstran Palestina Tak Bersenjata

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Zionis Israel melanggar aturannya sendiri tentang aturan pertempuran dengan menggunakan kekuatan mematikan untuk membubarkan para demonstran Palestina tidak bersenjata di Tepi Barat yang mereka jajah, kelompok hak asasi Israel B'Tselem melaporkan hari Senin (28/1/2013)).

Pasukan Israel telah menewaskan 56 orang sejak tahun 2005 dalam bentrokan dengan warga Palestina yang hanya menggunakan batu, kata B'Tselem, yang menuduh militer telah "secara luas dan sistematis melanggar" aturan batasan pembalasan yang mematikan untuk serangan non-mematikan.

"Perintah militer Israel tetap secara eksplisit menyatakan bahwa peluru tajam tidak dapat ditembakkan kepada para pelempar batu," katanya.

Dalam dua pekan terakhir, pasukan Israel telah menembak mati dua warga Palestina dalam kerusuhan yang para pejabat Israel mengklaim mungkin sebagai pertanda pemberontakan Palestina ketiga. Pembicaraan damai telah dibekukan sejak 2010 dan kemarahan warga Palestina sedang berjalan tinggi terhadap perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang dianeksasi bersama dengan Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan dalam perang 1967.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah tuduhan itu, mengatakan laporan B'Tselem "menyajikan narasi bias, mengandalkan terutama pada insiden-insiden baik yang lama atau masih dalam penyelidikan oleh Polisi Militer."

"IDF melakukan apapaun dengan kekuatannya untuk memastikan bahwa penggunaan cara pembubaran kerusuhan dilakukan sesuai dengan aturan pertempuran," kata IDF dalam tanggapan tertulis yang dikirim kepada Reuters.

Dari korban tewas warga Palestina sejak tahun 2005, enam orang meniggal oleh peluru karet berlapis logam dan dua tabung gas air mata, yang keduanya seharusnya senjata non-mematikan yang ditembakkan langsung pada demonstran, kata B'Tselem.

"Dalam prakteknya, anggota pasukan keamanan hampir rutin menggunakan senjata-senjata yang melanggar hukum, cara-cara yang berbahaya, dan pemerintah Israel terkait berbuat sangat sedikit untuk mencegah terulangnya perilaku ini," kata laporan itu.

48 pengunjuk rasa lainnya tewas akibat terkena peluru tajam, menurut kelompok tersebut.

Protes-protes tersebut datang ketika sanksi yang dikenakan oleh Israel, setelah Palestina memenangkan pengakuan kenegaraan secara de facto di PBB, telah melumpuhkan pemerintah Palestina di Tepi Barat dan memperdalam kelesuan ekonomi.

Dihadapkan dengan ancaman pemogokan umum oleh serikat pekerja pemerintah, para pejabat tingkat atas Palestina telah mendorong pengunjuk rasa untuk mengarahkan kemarahan mereka terhadap Israel sebagai gantinya.  (an/Reuters)


latestnews

View Full Version