View Full Version
Selasa, 25 Mar 2014

Pengamat Pemilu Asing Tinggalkan Afghanistan Setelah Serangan di Hotel Kabul

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Beberapa pengamat pemilu asing ditarik dari Afghanistan menyusul serangan mematikan Taliban di sebuah hotel mewah di kota Kabul pekan lalu.

Para pemantau pemilu asing merupakan anggota National Democratic Institute (NDI) dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).

Seorang diplomat senior Eropa mengatakan pemantau pemilu dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) telah ditarik ke Turki.

Kathy Gest, direktur urusan publik di National Democratic Institute (NDI) mengatakan para pemantau pemilu itu sebelumnya tinggal di Serena Hotel di kota Kabul yang beberapa hari lalu diserang.

Misi pemantau internasional dari Uni Eropa adalah satu-satunya yang tetap berada di Afghanistan untuk mengamati pemilu mendatang.

Sementara itu, seorang pejabat dari kelompok pemantau pemilu terbesar- Afghanistan - Free and Fair Election Foundation of Afghanistan mengatakan kehadiran pengamat internasional dalam pemilu penting dan penarikan pengamat asing dari negara itu adalah berita buruk.

Pemilihan presiden dan dewan provinsi Afghanistan dijadwalkan akan diselenggarakan pada tanggal 5 April, yang akan menandai transfer demokratis pertama dari kekuasaan di Afghanistan.

Kelompok mujahidin Taliban sendiri telah memperingatkan akan menggunakan semua kekuatan yang mereka untuk mengganggu pemilihan presiden mendatang dan menargetkan semua pekerja pemilu, aktivis, penelepon, aparat keamanan dan kantor-kantor.

Taliban menganggap pemilu adalah plot kotor terbaru dari para penjajah, khususnya Amerika untuk menciptakan kepala negara yang tampaknya seorang Afghan tetapi akan memiliki mentalitas, visi, perbuatan, keyakinan dan cita-cita Amerika sementara secara terbuka bertentangan dengan ajaran agama Islam yang jelas. Menurut Taliban pemilu juga merupakan metode tidak langsung untuk memperpanjang kehadiran dan pendudukan mereka di Afghanistan setelah mereka gagal menduduki negeri itu melalui invasi militer langsung. (by/kp)


latestnews

View Full Version