View Full Version
Jum'at, 18 Jul 2014

Zionis Yahudi Mulai Lancarkan Serangan Darat ke Gaza Setelah Setelah 10 Hari Bombardir Udara

JERUSALEM (voa-islam.com) - Pasukan Zionis Yahudi hari Kamis (17/7/2014) malam melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza,dan mengklaim operasi itu  menargetkan "infrastruktur" Hamas, tapi tidak bertujuan menggulingkan gerakan perlawanan Palestina tersebut.

Langkah itu muncul setelah 10 hari aksi saling balas sengit antara Zionis Yahudi dan Hamas, di mana negara Yahudi itu menghantam lebih dari 2.000 sasaran di Gaza dan Hamas melancarkan hampir 1.500 roket ke Israel.

Militer Zionis-Israel mengklaim serangan itu dimaksudkan untuk memberi "pukulan signifikan untuk infrastruktur teror Hamas."

Dalam sebuah pernyataan, militer Zionis-Israel mengatakan operasi itu akan melibatkan pasukan "infanteri, korps lapis baja, korps teknisi, artileri dan intelijen yang dikombinasikan dengan dukungan udara dan angkatan laut."

"Kami sekarang melanjutkan dengan pasukan darat untuk menyerang infrastruktur teroris (baca;pejuang Palestina), infrastruktur Hamas, di beberapa daerah di seluruh Jalur Gaza," kata juru bicara militer Letnan Kolonel Peter Lerner kepada wartawan.

Invasi ini tidak untuk menjatuhkan dominan kelompok Islam Hamas wilayah Palestina, Lerner menambahkan, mengklaim "itu bukan tujuan dari misi ini."

Wartawan Reuters dan para saksi mata, terutama warga Gaza melaporkan terjadi tembakan artileri berat dan bombardir oleh angkatan laut dan helikopter di sepanjang perbatasan Gaza.

Seorang juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, yang menyebut serangan tersebut "bodoh" dan memperingatkan bahwa itu akan memiliki "konsekuensi mengerikan."

Operasi darat dilakukan menyusul serangan udara jet tempur Zionis Yahudi 10 hari dan serangan roket dari Gaza. Sekitar 230 warga Palestina dan satu orang Israel meninggal dalam konflik sejauh ini.

Pusat Hak Asasi Manusia untuk Palestina yang berbasis di Gaza mengatakan lebih dari 80 persen dari mereka yang tewas dalam serangan udara biadab Zionis Yahudi adalah warga sipil dengan 30 persen dari mereka adalah wanita dan anak-anak. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version