View Full Version
Kamis, 30 Apr 2015

Menanti Khabar Saudara Muslim dan Dua Mesjid Besar di Negri Atap Dunia

KATHMANDU (VOA-ISLAM.COM) – Sudah 5 ribuan lebih warga Nepal tewas akibat gempa berskala 7,8 SR yang terjadi pada hari Sabtu (25/4/) lalu. Angka yang tewas konon bisa mencapai 10 ribuan karena masih ribuan orang yang belum dapat ditemukan, sedangkan yang terluka juga berkisar 10 ribuan keatas. Demikian yang disampaikan Kementrian Dalam Negri Nepal, Rabu, 29/4/2015.

Di Kota Pariwisata Bhaktaur, daerah permukiman, benar-benar hancur akibat gempa dan semua warga tinggal di luar rumah atau di tenda, kata Xinhua yang dipantau Kantor Berita Antara di Jakarta. Nampak beberapa keluarga terpaksa tinggal di truk atau di dalam kendaraan.

Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala memang sudah memperingatkan jumlah korban jiwa akan terus bertambah hingga mencapai 10 ribuan jiwa. Pemerintah Nepal mengumumkan berkabung nasional selama 3 hari sejak Rabu (29/4) kemarin. Itupun dilakukan ditengah kondisi sulit akibat kekurangan pangan dan air bersih.

Praktis, semua warisan budaya di negeri tersebut hancur dan dengan sendirinya menghancurkan kehidupan puluhan ribu warga yang bergantung kehidupannya dari sektor pariwisata.

Akibat situasi yang tidak menentu sekalipun bantuan Internasional sudah banyak mengalir dan ada relawan juga sudah mampu menjangkau tempat-tempat terpencil, namun kondisi kekurangan air dan makanan di Kathmandu mengakibatkan ribuan warga akhirnya pergi meninggalkan kota itu.

Gempa Yogya tahun 2006 dan Nepal Sekarang

Gempa yang terjadi di Nepal ini merupakan gempa dangkal dimana pusat gempanya hanya 15 kilometer dari permukaan tanah. Guncangan gempa di Nepal tinggi, mencapai 9 MMI. Tingginya guncangan gempa terjadi akibat wilayah sekitar Kathmandu yang terbentuk dari lapisan tanah lunak, yang dahulu adalah danau purba.

Gempa dangkal seperti itu juga pernah terjadi di Indonesia, yaitu gempa Yogyakarta yang berkekuatan 6,5 SR pada 27 Mei 2006. Pusat gempa Yogyakarta sendiri berada di kedalaman hanya 17 kilometer dari permukaan tanah. Sesuai pengalaman, bahwa gempa dangkal di daratan itu memang cenderung lebih mematikan.

Ditinjau dari sudut tektonik, Nepal memang salah satu negara yang paling rawan gempa. Nepal dibentuk oleh proses tumbukan antar lempeng benua India yang masuk dibawah benua Eurasia dengan kecepatan 45mm/tahun.

Dan sebenarnya, Nepal sendiri pernah diguncang gempa bermagnitudo 8 sehingga berdampak amat parah pada tahun 1984. Tidak kurang 10.000 orang tewas akibat gempa sekitar 31 tahun silam di Nepal itu.

Budaya Religi yang Mendapat Protes Dunia

Konon, menurut info dari netizen, satu bulan sebelum peristiwa gempa terjadi, jutaan umat Hindu beramai-ramai melakukan upacara penyembelihan hewan seperti kerbau, burung dan kambing, yang merupakan upacara keagamaan yang biasa dilakukan pada lima tahun sekali Kuil Gadhimai (nama dari sang Dewi kekuasaan) yang terletak di Bariyarpur berdekatan dengan perbatasan India. kira-kira 100 batu (160 km) dari selatan ibu negara Kathmandu. Ritual budaya religi ini juga dipercaya sebagai hal yang dilakukan untuk menyenangkan sang Dewi.

Disebut Festival Gadhimai ialah perayaan Hindu yang diadakan lima tahun sekali. Acara ini berpuncak pada upacara pembantaian hewan terbesar di dunia. Karena itu, banyak diprotes pecinta lingkungan dan pecinta hewan dunia. Pengikut Hindu disana sangat percaya bahwa dengan upacara yang membunuh ratusan ribu hewan berbagai jenis itu dapat menyenangkan sang Dewi untuk menghapuskan kejahatan dan menyemai kemakmuran.

Tentu saja, upacara itu berbeda secara substansial dan teknikal dengan Hari Raya Qurban yang dilakukan kaum muslimin. Dari gambar-gambar yang bisa kita dapatkan di internet tentang cara mematikan hewannya saja sudah jelas sekali perbedaannya. Apalagi ditimbang dari sudut teologinya yang berlawanan, yakni antara Tauhid versus Syirk.

... Sungguh, keberadaan ummat Islam dan dua mesjid diatap dunia, di Negara yang berada pada Pegunungan Himalaya, semakin membuat kita yakin kebenaran Islam dan juga meyakini bahwa kaum Muslimin selaku Ummatan Wasathon selalu berupaya menunaikan peran dakwah ...

Mesjid Diatap Dunia

Negri yang sejak tahun 2008 lalu baru mengesahkan dirinya sebagai sebuah Negara Republik Demokratik Federal, seiring dengan jatuhnya kekuasaan Raja Nepal terakhir Raja Gyanendra shah. Meski berpenduduk mayoritas Hindu tapi ternyata Islam telah hadir disana sejak lebih dari 480 tahun yang lalu.

Di kota Kathmandu terdapat dua masjid besar bersejarah yang lokasinya berada di kawasan bergengsi, tepat dipusat kota Kathmandu yang tak jauh dari (bekas) Istana Raja Nepal. Dua masjid besar tersebut adalah Masjid Kashmiri Taqiya dan Jama Masjid Kathmandu. Dua masjid tersebut terletak di kawasan yang sama dan hanya terpisah beberapa blok bangunan.

Entah, bagaimana keadaan kaum muslimin dan dua mesjid diatas, semoga saja Relawan Muslim dari Indonesia yang sudah tiba disana bisa segera mengkhabarkan.Semoga Alloh Azza wa Jalla menolong dan melindungi mereka dari keadaan yang amat menakutkan akibat gempa dahsyat itu, amiin!

Sungguh, keberadaan ummat Islam dan dua mesjid diatap dunia, di Negara yang berada pada Pegunungan Himalaya, semakin membuat kita yakin kebenaran Islam dan juga meyakini bahwa kaum Muslimin selaku Ummatan Wasathon selalu berupaya menunaikan peran dakwah dengan keberanian melaksanakan Jihad yang diwajibkan hingga Yaumil Qiyyamah kelak. Alhamdulillah. (dbs/af)


latestnews

View Full Version