View Full Version
Rabu, 06 May 2015

Jurnalis Muslimah Inggris: Al-Qur'an Puncak Semua Perenungan Filosofis

INGGRIS (voa-islam.com) - Di tahun 1990-an, nama aktris Myriam Francois-Cerrah cukup populer saat memerankan seorang anak di film tahun 1990-an, Sense and Sensibility.

Sekarang Myriam lebih dikenal sebagai salah satu dari aktivis Muslim, penulis dan jurnalis di Inggris serta memiliki kontribusi atas meningkatnya jumlah mualaf dari kalangan wanita berpendidikan kelas menengah di negeri Ratu Elizabeth II itu.

Sebagaimana yang dikabarkan Arabnews (23/4), baru-baru ini Myriam memberikan kontribusi besar untuk serangkaian video tentang Islam yang diproduksi di Inggris berjudul, “Inspired by Muhammad”.

Aku memeluk Islam setelah lulus dari Cambridge. Sebelum itu saya adalah seorang Katolik skeptis, seorang yang percaya kepada Tuhan tetapi dengan ketidakpercayaan akan syariat agama

Myriam yang menjadi mualaf tahun 2003, mengisahkan:

“Aku memeluk Islam setelah lulus dari Cambridge. Sebelum itu saya adalah seorang Katolik skeptis, seorang yang percaya kepada Tuhan tetapi dengan ketidakpercayaan akan syariat agama,” kenang Myriam.

 

Kepercayaan seperti itu menjadi aqidah mayoritas orang Eropa Barat, percaya kepada Tuhan tetapi tidak mau meyakini dan menjalankan syariat agama alias agnostik.

“Al-Qur’an sangat penting bagi saya. Saya pertama kali mencoba untuk mendekati Al-Qur’an dengan rasa marah, sebagai bagian dari upaya untuk membuktikan teman Muslim saya salah (karena memeluk Islam). Kemudian saya mulai membaca Al-Qur’an dengan pikiran yang lebih terbuka,” kenangnya.

Menurut Miryam, Al-Qur’an ditujukan kepada seluruh umat manusia, kitab ini berbicara tentang kitab suci sebelumnya dengan cara yang baik tetapi juga berbeda.

“Surat pembukaan, Al-Fatihah, banyak menjawab keraguan saya, yang (keraguan itu) saya temui dalam agama Kristen. Hal ini membuat saya tiba-tiba menyadari bahwa takdir saya dan tindakan saya memiliki konsekuensi yang mana saya sendiri sekarang akan mempertanggung jawabkannya.Dalam dunia yang diatur oleh relativisme, Dalam Al-Qur’an diuraikan kebenaran moral objektif dan landasan moralitas.”

Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang yang selalu memiliki minat dalam filsafat. Menurutnya Al-Quran terasa seperti puncak dari semua perenungan filosofis. Bahkan Al-Qur’an seperti pengkombinasian filsafat Kant, David Hume, Jean Paul Sartre dan Aristoteles.

“Al-Qur’an entah bagaimana, berhasil mengatasi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendalam yang diajukan selama berabad-abad eksistensi manusia, dan menjawab salah satu pertanyaan yang paling mendasar, ‘Mengapa kita di sini?’ Dalam sosok Nabi Muhammad, aku mengenali seorang pria yang ditugaskan dengan misi penting, seperti para pendahulunya, Musa, Isa dan Ibrahim,” ujarnya terus terang.

Myriam mengakui bahwa dalam upayanya mendalami dan mempelajari Islam banyak terhalang fitnah-fitnah narasi orientalis terhadap Islam sehingga ia harus memilah-milah informasi akurat yang murni dari sumber ajaran Islam. Semangat berpikir ilmiah, kecintaannya pada filsafat dan berpikir objektifnya mengantarkannya kepada Islam.Wallahu alimun hakim. [ilham/sharia/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version