View Full Version
Ahad, 09 Aug 2015

Pemimpin PKK Serukan Kurdi dan Turki Kembali ke Meja Perundingan

URFA, TURKI (voa-islam.com) - Abdullah Ocalan, pemimpin dari Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang saat ini dipenjara, dalam surat dari penjara di Pulau Imrali di Turki mengecam kekerasan yang terus berlanjut antara tentara Turki dan pejuang Komunis PKK, meminta kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran dan "segera kembali ke meja perundingan".

Dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh Departemen Perdamaian Sipil yang mengawasi proses perdamaian Turki-Kurdi, Ocalan mengatakan: "kami pejuang (PKK), pemimpin Partai Rakyat Demokratik (HDP) dan pejabat pemerintah Turki gagal untuk mengelola dan berkomitmen untuk negosiasi perdamaian. "

Ocalan menuntut gencatan senjata segera antara pejuang PKK dan pasukan militer Turki.

"Saya dengan ini meminta semua orang untuk kembali ke meja perundingan dan mengatur waktu dalam rangka untuk mempercepat solusi dan menghentikan pertumpahan darah," kata pemimpin PKK yang dipenjarakan tersebut.

Sementara itu, otoritas Turki dilaporkan memberitahu Ocalan sulitnya menghentikan operasi militer yang dipimpin oleh tentara Turki melawan pejuang Kurdi "sebelum gerilyawan Komunis PKK mundur sepenuhnya dari wilayah Turki."

Di sisi lain, Komando Umum PKK menuntut otoritas Turki untuk memungkinkan delegasi dari HDP untuk mengunjungi Ocalan di penjara Imrali.

Keamanan Turki mencegah pejabat HDP dari mengunjungi Ocalan di penjara sejak berlanjutnya kekerasan antara Turki dan PKK.

Kepala Partai Rakyat Demokrat (HDP), Selahattin Demirtas, menuntut PBB untuk campur tangan dan menghentikan pelanggaran Turki terhadap orang Kurdi di Turki, puluhan aktivis Kurdi telah ditangkap oleh polisi Turki selama dua pekan terakhir pada tuduhan terorisme.

Dalam kunjungan ke Brussels awal pekan ini, Demirtas menyerukan masyarakat internasional untuk menekan Turki untuk menghentikan serangan udara terhadap kamp-kamp PKK di Irak utara, dan untuk kembali ke perundingan dalam rangka untuk melanjutkan dengan proyek perdamaian. (an/ARA)


latestnews

View Full Version