View Full Version
Kamis, 13 Aug 2015

Turki Menangkap dan Mengusir 700 Lebih Mujahidin Asing

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki telah menahan dan mengusir lebih dari 700 "mujahidin asing" sejauh tahun ini ketika mereka mencoba untuk masuk Suriah, seorang pejabat mengatakan hari Rabu (12/8/2015).

Cemalettin Hashimi, kepala hubungan media untuk perdana menteri Turki, mengatakan kepada wartawan di Paris bahwa tingkat pengusiran meningkat - 520 tersangka mujahidin dicegat di sepanjang 2014.

Secara total, sejak awal perang saudara di Suriah pada tahun 2011, lebih dari 1.800 diduga jihadis telah dicegah dari menyusup ke negara itu dari Turki, kata Hashimi seperti dilansir Daily Sabah.

Turki juga telah menyusun daftar 16.000 "mujahidin asing yang dilarang memasuki Turki" dari 108 Negara, kata pejabat itu.

Dia telah mendesak kerjasama internasional yang lebih besar untuk mencegah para tersangka jihadis ini meninggalkan negara asal mereka untuk berjihad di Suriah.

Komentar Hashimi muncul setelah pihak berwenang Turki menahan Setidaknya selusin terduga anggota IS dalam sebuah penggerebegan terkoordinasi hari Rabu dini hari.

Pada hari Selasa, mereka telah mengumumkan penangkapan 23 warga negara asing, termasuk perempuan dan anak-anak, yang berusaha untuk menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan IS melalui kota perbatasan tenggara Kilis. para tersangka dilaporkan berasal dari Cina, Indonesia, Rusia dan Ukraina.

Isu pejuang asing adalah "masalah internasional itu membutuhkan respons internasional," kata Hashimi.

"Ini jauh lebih mudah bagi negara asal untuk mencegat mereka sebelum mereka meninggalkan negara itu daripada menunggu Otoritas Turki untuk mencegat mereka," dia menekankan.

Turki menarik minat sekitar 40 juta wisatawan setiap tahunnya dan "tidak ada pertanyaan melaksanakan pemeriksaan keamanan pada setiap orang yang datang ke negara kami," katanya.

Ankara telah lama dituduh oleh mitra Barat mereka gagal untuk secara benar mengendalikan perbatasan dan bahkan berkolusi dengan IS. tuduhan yang secara keras disangkal oleh negara itu.

Di beberapa tempat, perbatasan telah ditandai hanya dengan pagar kawat kasar yang sarat dengan lubang yang menyediakan kemudahan bagi jihadis dan para penyelundup untuk menyusup. (st/ds)

Seperti dilansir Daily Sabah,


latestnews

View Full Version