View Full Version
Rabu, 30 Sep 2015

Setelah Menara Masjid, Politisi Sayap Kanan Swiss Kini Incar Pelarangan Niqab

ZURICH, SWISS (voa-islam.com) - Seorang politisi sayap kanan yang mempelopori kampanye untuk melarang menara masjid di Swiss sedang mencari target baru terhadap umat Muslim, dengan mengumumkan rencana barunya untuk meluncurkan inisiatif baru melarang niqab atau cadar yang menutupi wajah secara penuh.

"Dalam budaya kita, Anda tidak menutupi wajah Anda, Anda menunjukkannya. Itu budaya kita, itulah masyarakat kita," kata Walter Wobmann kepada Reuters, Senin (28/9/2015).

"Jilbab adalah simbol Islam radikal, yang kita tidak inginkan di sini," kata anggota parlemen Partai Rakyat Swiss dari Solothurn.

Menurut klaim Wobmann dan sekutu-sekutunya, inisiatif baru "ya untuk larangan jilbab" diluncurkan untuk melestarikan budaya Swiss.

Inisiatif tersebut, diluncurkan pada Selasa, berusaha mencari 100.000 tanda tangan untuk dibawa ke referendum.

Jika berhasil, inisiatif konstitusional itu akan melarang penutup wajah di depan umum, mirip dengan tindakan Prancis tahun 2010.

"Semakin banyak Muslim yang datang ke Swiss, pada rute pengungsi, dan penting bahwa orang-orang ini tahu peraturan apa yang kita miliki di domain ini," kata Wobmann.

"Sangat penting bahwa kita mengambil tindakan sekarang, di awal, atau itu akan menjadi sulit."

Menurut Factbook CIA, Swiss adalah rumah bagi sekitar 400.000 Muslim, yang mewakili 5 persen dari penduduk negara itu yang berjumlah hampir delapan juta orang.

Sementara jilbab adalah wajib bagi wanita Muslim, mayoritas ulama Muslim sepakat bahwa seorang wanita tidak wajib memakai cadar, atau niqab, namun percaya bahwa itu terserah dia untuk memutuskan apakah akan menutup wajahnya atau tidak .

Kritik

Inisiatif baru itu telah memicu kritik dari para politisi Swiss.

Salah satunya adalah Michael Sorg, juru bicara Partai Sosial Demokrat, yang mengatakan inisiatif itu tidak perlu, menyebutnya berbahaya bagi citra negara mereka.

Dia mengatakan hampir tidak ada seorang pun yang tinggal di republik Alphen kaya berpenduduk 8,2 juta jiwa itu memakai niqab atau burka, sehingga hukum itu praktis hanya akan mempengaruhi sekitar 5.000 wisatawan.

Proposal itu datang beberapa hari menjelang pemilihan parlemen Swiss, yang berfokus pada serangkaian isu-isu yang lebih luas dari migrasi dan budaya yang telah terpolarisasi dan memobilisasi pemilih Swiss ke tingkat yang lebih besar dari yang lain.

Sorg mengatakan inisiatif itu tidak mencerminkan realitas di negara tersebut.

"Dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa, tidak ada ketegangan agama di Swiss," katanya.

Larangan menara kontroversial diberlakukan pada tahun 2009 melalui referendum yang diserukan oleh sayap kanan Partai Rakyat Swiss.

Setelah 57 persen dari pemilih menyetujui usulan tersebut, pasal 72, ayat 3 diperkenalkan pada Konstitusi Federal untuk melarang pembangunan menara secara nasional.

Saat ini ada hampir 160 masjid dan mushola di Swiss, terutama di pabrik-pabrik dan gudang bekas.

Hanya empat dari masjid-masjid tersebut yang memiliki menara, namun demikian tidak satupun dari mereka yang digunakan untuk mengumandangkan Azan, yang dilarang di negara itu. (st/oi)


latestnews

View Full Version