View Full Version
Selasa, 29 Nov 2016

Perusahaan Senjata Jerman Akan Hentikan Suplai Senjata untuk Turki

BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Perusahaan manufaktur pertahanan Jerman Heckler & Koch akan berhenti menyediakan senjata bagi Turki, ARA News melaporkan hari Selasa (29/11/2016).

"Kami hanya ingin mengirim ke negara-negara yang handal, juga bukan negara-negara yang tidak samar-samar demokratis, tidak korup, dan merupakan bagian dari NATO atau dekat dengan NATO," seorang karyawan anonim dari perushanaan itu mengatakan kepada harian Jerman Die Welt.

Sebagai hasilnya Turki telah dihapus dari daftar pelanggan.

Perubahan strategi itu dibenarkan oleh fakta bahwa izin ekspor ke negara-negara pelanggar hak asasi manusia sulit atau hampir tidak mungkin, dan juga untuk mencegah berita negatif di media. "Kritik moral ekspor tersebut dapat dipahami," kata manajer Heckler & Koch GmbH.

Perusahaan tersebut juga ingin menghindari kasus pengadilan.

Para ahli mengatakan ada hukum yang ketat di Jerman mengenai ekspor senjata. Di masa lalu, pemerintah federal Jerman juga enggan memberikan izin untuk ekspor senjata ke Arab Saudi.

Keputusan oleh Heckler & Koch GmbH adalah kemunduran bagi Turki.

Pekan lalu, Turki mengecam keputusan oleh parlemen Austria pada 24 November untuk membatasi penjualan senjata ke Turki.

Pemerintah Austria memutuskan untuk membatasi ekspor senjata ke Turki di tengah-tengah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh otoritas Turki menyusul kudeta militer yang gagal Juli lalu. Ratusan wartawan, aktivis, akademisi dan politisi Kurdi dipenjarakan atau kehilangan pekerjaan mereka.

Lebih dari 50.000 orang telah kehilangan pekerjaan mereka di seluruh negeri, dan lebih dari 18.000 telah ditahan sehubungan dengan upaya kudeta, yang pemerintah telah salahkan pada cendekiawan Fethullah Gulen.

Juga, beberapa pemimpin Kurdi terkemuka Partai pro-Demokratik Rakyat Kurdi (HDP) telah dipenjara. Mereka ditangkap karena diduga berafiliasi dengan organisasi teroris PKK yang memerangi Turki

Selain itu, pertempuran intensif telah berlangsung antara pasukan keamanan Turki dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sejak Juli 2015.

Sementara itu, militer Turki pada akhir Agustus meluncurkan operasi mendukung pejuang oposisi Suriah di Aleppo utara dengan tujuan mencegah Kurdi dari menghubungkan tiga kanton di satu wilayah federal.

Embargo senjata oleh Austria dan keputusan oleh produsen senjata Jerman datang setelah keputusan oleh Uni Eropa pekan lalu untuk membekukan perundingan aksesi Uni Eropa dengan Turki karena tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap politisi pro-Kurdi dan pembersihan besar-besaran di Turki terhadap mereka yang terkait dengan kudeta gagal 15 Juli dan juga tersangka dalangnya, Fetullah Gulen. (an/ARA)


latestnews

View Full Version