View Full Version
Jum'at, 13 Sep 2019

AS Tawarkan Hadiah 5 Juta USD untuk Informasi Keberadaan 3 Jihadis Senior Al-Qaidah di Suriah

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis (12/9/2019) menawarkan hadiah $ 5 juta untuk tiga jihadis senior Al-Qaidah yang berbasis di Suriah.

Departemen Luar Negeri mengatakan akan membayar $ 5 juta untuk informasi yang mengarah pada identifikasi atau lokasi tiga agen Al-Qaidah terkemuka dari faksi Hurrasa Deen di Idlib.

Hurrasa Deen adalah kelompok jihadis yang berbasis di Suriah, yang dikatakan berafiliasi dengan Al-Qaidah dan termasuk sejumlah besar jihadis asing.

Tiga jihadis yang disebut oleh Departemen Luar Negeri AS adalah Sami al-Uraydi, orang Yordania, Abu 'Abd al-Karim al-Masri, orang Suriah, Faruq al-Suri.

Sami al-Uraydi adalah tokoh ulama senior Hurrasa Deen dan anggota dewan syura kelompok itu. Dia diburu karena keterlibatannya dalam "plot jihad melawan Amerika Serikat dan Israel".

Faruq al-Suri ditunjuk oleh Departemen Luar Negeri sebagai pemimpin Hurrasa Deen.

"Al-Suri adalah anggota veteran Al-Qa'idah (AQ), yang telah aktif dalam organisasi teroris (baca; jihad) itu selama beberapa dekade," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan di situs web mereka. Dia berjuang dengan kelompok-kelompok terkait Al-Qaidah di Afghanistan dan Irak dan ditahan di Libanon dari 2009 hingga 2013. Dia menjadi komandan militer Jabhat Al-Nusrah tetapi meninggalkan kelompok itu pada tahun 2016.

Al-Masri juga disebut sebagai anggota dewan syura Hurrasa Deen.

Hurras al-Din telah menjadi sasaran sejumlah serangan udara AS dalam beberapa bulan terakhir, termasuk satu pada akhir Agustus yang menewaskan 40 orang.

Hurrasa Deen didirikan pada Februari 2018 dan memiliki sekitar 1.800 pejuang, termasuk non-Suriah, menurut Observatory.

Mohanad Hage Ali, direktur komunikasi dan seorang rekan di Pusat Timur Tengah Carnegie mengatakan kepada The New Arab bahwa kelompok itu telah mencoba menjauhkan diri dari Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) di Idlib, sejak yang terakhir berpisah dengan Al-Qaidah.

"Premis yayasannya adalah untuk melanjutkan hubungan dengan Al-Qaidah Pusat dan fakta bahwa jihadis non-Suriah adalah basis inti dari kepemimpinannya berarti logis untuk berasumsi bahwa ia merencanakan serangan dan menggunakan Suriah untuk ini," klaimnya. (st/TNA)


latestnews

View Full Version