View Full Version
Sabtu, 14 Sep 2019

AS Jatuhkan 40 Ton Bahan Peledak di Pulau Qanus untuk Mengusir Sisa-sisa Pejuang IS

SALAHUDDIN, IRAK (voa-islam.com) - AS menjatuhkan 40 ton bom di sebuah pulau sungai di Irak pekan ini, untuk mengusir sisa-sisa terakhir dari kelompok Islamic State (IS) yang diduga telah mendirikan pangkalan di daerah tersebut.

Pejuang IS telah menggunakan dedaunan lebat Pulau Qanus, sebuah pulau di Sungai Tigris di provinsi Salahuddin, sebagai landasan peluncuran serangan berulang-ulang terhadap pasukan Syi'ah Irak.

Pada hari Selasa, karpet bom jet tempur F-15 dan F-35 menghantam pulau itu, di utara Baghdad, menembakkan 40 ton rudal berpemandu presisi secara berturut-turut.

"Begini kelihatannya ketika jet @USAFCENT # F15 dan # F35 menjatuhkan 36.000 Kg bom di sebuah pulau yang dihinggapi Daesh," kata Juru Bicara Juru Bicara Operasi Inherent Resolve Kolonel Myles B. Caggins III pada Selasa.

Video tersebut menunjukkan sebuah pulau yang berhutan lebat dari udara, dengan serangkaian ledakan terjadi di antara pepohonan dan semak-semak.

Rekaman pemandangan dari darat juga ditampilkan, dengan perwira militer Irak mengawasi serangan dari kejauhan.

"Kami menyangkal kemampuan Daesh untuk bersembunyi di Pulau Qanus," kata Mayor Angkatan Udara Eric Hill dari Operation Inherent Resolve dalam siaran pers. "Kami sedang menetapkan kondisi bagi pasukan mitra kami untuk terus membawa stabilitas ke kawasan."

Pasukan komando Syi'ah Irak menyeberangi sungai dengan perahu untuk menyapu daerah itu setelah serangan udara, tetapi kurangnya laporan korban menunjukkan bahwa jumlah pejuang IS sedikit atau telah meninggalkan pulau itu sebelumnya, kata Daily Beast.

Situs web memperkirakan bahwa biaya serangan tersebut sekitar $ 1 juta, dengan pesawat terbang keluar dari pangkalan AS di UEA untuk meluncurkan serangan di pulau itu.

IS meluncurkan serangan cepat di Suriah dan Irak pada 2014, menangkap kota-kota utama di utara Irak seperti Mosul dan bergerak dekat ke Baghdad.

Pasukan Kurdi dan pemerintah Syi'ah Irak yang didukung AS mendorong balik Islamic State, yang menyebabkan kekalahan militer mereka di negara itu pada akhir 2017.

Kantung-kantung pejuang IS diperkirakan masih ada di daerah-daerah terpencil di Irak dan Gurun Suriah. (st/TNA)


latestnews

View Full Version