View Full Version
Sabtu, 14 Sep 2019

Warga Inggris yang Bergabung dengan Kurdi Melawan IS dan Turki di Suriah Mati Bunuh Diri

SURIAH UTARA (voa-islam.com) - Seorang warga Inggris yang berperang bersama Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) melawan kelompok Islamic State (IS) dilaporkan melakukan bunuh diri, lapor media pro-Kurdi pekan ini.

Jamie Janson, 42, melakukan perjalanan ke Suriah untuk melawan IS bersama pasukan Komunis Kurdi di bekas benteng mereka Deir Al-Zor, sebelum bergerak ke pertempuran melawan pasukan Turki yang melancarkan serangan ke kota Afrin.

"Kami sukarelawan internasional berdiri dengan teman-teman kami di Afrin melawan kekuatan tirani dan agresi," katanya tahun lalu dalam sebuah video.

Janson ditangkap oleh polisi Inggris setelah kembali dari Suriah pada 2018 karena dicurigai melakukan pelanggaran teror, tetapi kemudian dibebaskan.

Penangkapannya membuat marah aktivis pro-Kurdi.

"Jamie memiliki komitmen yang kuat dan berasal dari latar belakang pekerjaan aktivis yang panjang," Macer Gifford, seorang mantan sukarelawan Inggris dengan pasukan Kurdi Suriah mengatakan kepada Kurdistan 24, membenarkan bahwa dia telah melakukan bunuh diri.

"Saya pikir dia bekerja di Bulgaria, di kamp-kamp pengungsi selama beberapa tahun, dan pergi ke Rojava (Kurdistan Suriah ) karena kepercayaannya dan dia mendapat banyak rasa hormat dari warga Kurdi setelah dia pergi ke Afrin."

Dia terus mendukung perjuangan Kurdi sekembalinya ke Inggris, tetapi "sayangnya bunuh diri", Gifford menambahkan.

Janson adalah cucu dari menteri Konservatif yang dilanda skandal dan mantan menteri luar negeri untuk perang John Profumo.

Para peneliti mengatakan ada pola bunuh diri di antara sukarelawan internasional yang berperang dengan pasukan Kurdi melawan IS.

"Perang secara tak terelakkan memberlakukan korban psikologis yang besar. Selama penelitian kami, kami telah berbicara dengan banyak keluarga, warga sipil dan petempur yang menderita luka psikologis yang bertahan lama sebagai akibat dari invasi Turki ke Afrin," Thomas McClure, seorang peneliti yang berbasis di Suriah di Pusat Informasi Rojava, mengklaim kepada Kurdistan 24.

Delapan warga Inggris sejauh ini mati di Suriah saat berperang dengan pasukan Kurdi.

Awal tahun ini, British Home Office mengatakan kepada warga negara Inggris bahwa mereka hanya memiliki 28 hari untuk meninggalkan Suriah utara atau berisiko hingga sepuluh tahun penjara atas tuduhan terorisme ketika mereka kembali ke Inggris.

Ratusan pejuang asing bertempur bersama YPG dan YPJ di Suriah, sebagian besar mendukung milisi Kurdi dalam pertempuran melawan kelompok Islamic State. (st/TNA)


latestnews

View Full Version