View Full Version
Kamis, 14 Nov 2019

Ulama Saudi yang Ditangkap Karena Menulis Surat Nasihat kepada Raja Meninggal dalam Penjara

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Seorang ulama terkemuka Saudi meninggal di penjara pada Selasa (12/11/2019) malam setelah menghabiskan tiga tahun di tahanan karena mengirim surat nasehat ke kantor raja Saudi, menurut akun Twitter "Hati Nurani Tahanan", yang memantau situasi para tahanan politik Saudi.

Syaikh Fahd Al-Qadi adalah salah satu ulama terkemuka dari gerakan reformis "Sahwa" yang muncul pada 1990-an dan telah dianiaya oleh otoritas Saudi dalam beberapa tahun terakhir.

Riyadh menuduh sejumlah ulama yang terkait dengan gerakan itu menjadi anggota Ikhwanul Muslimin yang dilarang.

Al-Qadi dijatuhi hukuman enam tahun penjara bulan lalu

menurut akun Twitter Nurani Tahanan Keluarga Al-Qadi menuduh pihak berwenang melarang dia mendapatkan perawatan medis yang memadai, yang menyebabkan kematiannya.

Sebelum dipenjara, Syaikh Fahd Al-Qadi berbasis di wilayah Al-Qassim di Arab Saudi tengah, basis gerakan Sahwa.

Dia menjadi terkenal karena karyanya dengan Komite Promosi Kebajikan dan Larangan Perbuatan Jahat - juga dikenal sebagai Polisi Agama - yang menegakkan aturan dan hukum syariah Islam di masyarakat.

Al-Qadi menentang pelonggaran pembatasan sosial dan menyerukan pelestarian masyarakat Islami.

Ini membuatnya berselisih dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang telah melonggarkan pembatasan sosial di Arab Saudi seperti mengizinkan bioskop untuk dibuka dan mengadakan konser pop.

Hal ini bertepatan dengan meningkatnya penindasan politik yang telah mendorong kasar atas hak asasi manusia.

Surat nasehat Al-Qadi kepada raja menyangkut apa yang dia lihat sebagai "pelanggaran" dalam pelayanan pendidikan.

Dia ditangkap karena tuduhan "hasutan terhadap pihak berwenang".

Ribuan tahanan politik diyakini ditahan di Arab Saudi. Mereka termasuk ulama terkemuka seperti Syaikh Salman Al-Audah, seorang penulis Islam terkenal yang ditangkap pada tahun 2017 dan sekarang berada di bawah ancaman eksekusi.

Aktivis liberal dan hak-hak perempuan, seperti Loujain al-Hathloul, juga telah dipenjara.

Keluarga Hathloul menuduh bahwa dia disiksa karena perannya dalam gerakan hak-hak perempuan.

Agustus lalu, ulama lain, Syaikh Saleh Al-Dumairi, meninggal di penjara di wilayah Al-Qassim setelah tidak menerima perawatan karena kondisi jantungnya. (TNA)

%MCEPASTEBIN%


latestnews

View Full Version