View Full Version
Rabu, 11 Dec 2019

Pasukan Keamanan Somalia Baku Tembak dengan Pejuang Al-Shabaab di Sebuah Hotel Mogadishu

MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Sekelompok jihadis menyerbu sebuah hotel di ibukota Somalia, Mogadishu, yang populer di kalangan politisi dan perwira militer, kata polisi, Selasa (10/12/2019).

Serangan yang sedang berlangsung dimulai sekitar pukul 19.00 malam, ketika baku tembak meletus antara jihadis dan anggota pasukan keamanan yang menjaga pos-pos pemeriksaan yang mengarah ke istana presiden terdekat.

Beberapa sumber mengatakan kepada AFP bahwa para penyerang telah berhasil masuk ke dalam hotel SYL.

"Pasukan keamanan memerangi sejumlah pria bersenjata yang telah bersembunyi di dalam bangunan hotel, tetapi segera, mereka akan mengakhiri pengepungan," kata perwira polisi Ibrahim Mohamed.

"Kami belum memiliki jumlah pasti penyerang sejauh ini tetapi saya melihat mayat dua orang," tambahnya.

Beberapa saat sebelumnya, pejabat keamanan Abdirahman Adan melaporkan "baku tembak besar-besaran dan ledakan granat".

Kelompok pejuang Islam Al-Shabaab memposting pernyataan online Selasa, mengatakan pihaknya telah melakukan operasi "yang terjadi sesuai rencana". Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Beberapa saksi menggambarkan adegan panik ketika serangan itu terjadi.

Tembakan dan ledakan granat

"Masih ada tembakan di dalam gedung hotel dan kadang-kadang ledakan granat ...," kata seorang saksi mata, Ali Moalim Nur.

"Tiga teman saya ada di dalam hotel ketika serangan dimulai, tetapi untungnya mereka melarikan diri," tambahnya. Hanya satu dari mereka yang terluka, menderita patah tulang setelah melompat dari dinding, katanya.

Seorang saksi lain, Abdukadir Ahmed, mengatakan kepada AFP: "Saya dekat dengan hotel ketika tembakan meletus dan kami berhasil memutar kendaraan kami dengan cepat.

"Pasukan keamanan di sekitar pos-pos pemeriksaan istana menembakkan senapan mesin berat tetapi kami tidak tahu persis siapa yang bertempur dengan siapa," tambahnya.

Hotel SYL dekat dengan pintu masuk utama ke kompleks pemerintahan Villa Somalia, area dengan keamanan tungkat tinggi yang mencakup istana presiden, kantor perdana menteri, dan gedung-gedung pelayanan.

Hotel itu, yang populer di kalangan pejabat pemerintah, pebisnis, dan diplomat serta delegasi tamu, telah mengalami tiga serangan mematikan sebelumnya, semuanya diklaim oleh kelompok Al-Shabaab.

Yang pertama, pada Januari 2015, menewaskan lima orang ketika seorang pembom mobil jibaku menabrak gerbang hotel menjelang kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pada Februari 2016, ledakan kembar terjadi dekat hotel dan Peace Garden di dekatnya menewaskan 14 orang.

Kemudian pada bulan Agustus tahun yang sama, serangan bom mobil jibaku di hotel menewaskan 15 orang dan menyebabkan kerusakan yang luas.

Serangan serupa pada bulan Juli tahun ini menewaskan warga sipil, termasuk walikota ibukota Somalia Mogadishu yang meninggal karena luka yang diderita dalam serangan pemboman jihadis di kantornya.

Walikota Abdirahman Omar Osman tewas ketika dokter merawat luka-lukanya di sebuah rumah sakit di Doha, seorang juru bicara kantor presiden Somalia mengatakan.

Enam orang tewas dan Osman pada awalnya terluka dalam serangan 24 Juli terhadap sebuah gedung pemerintah yang dikatakan oleh para Al-Shabaab sebagai sasaran utusan PBB.

Utusan khusus PBB James Swan telah menemui walikota dan pergi tepat sebelum ledakan di markas distrik Banadir.

Kelompok jihad Al-Shabaab terkait Al-Qaidah menyatakan bertanggung jawab atas "operasi yang dipersiapkan dengan baik", mengatakan mereka menargetkan Swan.

Sebuah sumber keamanan, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan seorang pembom jibaku telah memasuki aula tempat para pejabat bertemu dan meledakkan bom di dalam.

"Ledakan itu sangat besar, dan saya melihat orang-orang melarikan diri, beberapa dengan luka-luka pecahan bom, di luar markas pemerintahan Banadir," kata saksi mata Mohamud Shariif, merujuk pada kantor-kantor pemerintah daerah.

Dalam sebuah pernyataan, Al-Shabaab mengatakan mereka telah "membunuh banyak musuh".

Kelompok jihadis terkait Al-Al-Qaidah itu terpaksa keluar dari ibukota pada 2011.

Tetapi Al-Shabaab masih mengendalikan bagian-bagian pedesaan dan terus melancarkan serangan terhadap pemerintah, militer dan sasaran asing di Mogadishu, sering menyerang hotel dan restoran paling terkenal di kota itu. (TNA)


latestnews

View Full Version