View Full Version
Jum'at, 10 Jul 2020

Pegawai Kantor Pers Federal Jerman Diduga Jadi Agen Mata-mata Untuk Dinas Intelijen Mesir

BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Seorang pegawai Kantor Pers Federal Jerman ditemukan telah bekerja untuk dinas rahasia Mesir selama bertahun-tahun, menurut sebuah laporan yang disajikan pada hari Kamis (9/7/2020) oleh Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer.

"Kami tidak mengomentari investigasi yang sedang berlangsung atau masalah personil," kata Steffen Seibert, juru bicara Kanselir Angela Merkel dan kepala Kantor Pers Federal.

Pria itu dikatakan telah bekerja untuk layanan pengunjung kantor pers sebagai karyawan tingkat menengah, menurut harian Jerman Bild.

Ini berarti dia akan menyelesaikan ujian dan setidaknya dua tahun pelatihan kejuruan untuk mendapatkan pekerjaan itu.

Menurut laporan itu, polisi Jerman melakukan "langkah-langkah eksekutif" terhadap pria itu pada Desember 2019. Tempat layanan pengunjung digeledah sebagai bagian dari penyelidikan, Bild melaporkan.

Jaksa Penuntut Umum Federal mengkonfirmasi bahwa pria itu didakwa atas dugaan spionase dan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

"Ada indikasi bahwa badan mata-mata Mesir berusaha merekrut orang Mesir yang tinggal di Jerman untuk tujuan intelijen melalui kunjungan mereka ke misi diplomatik Mesir di Jerman dan perjalanan mereka ke Mesir," kata laporan itu.

Pemerintah Jerman percaya bahwa dinas rahasia Mesir berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang orang Mesir yang tinggal di Jerman yang mungkin anggota Ikhwanul Muslimin, tetapi juga anggota komunitas Kristen Koptik.

Mesir telah diperintah oleh militer sejak 1952, dengan selingan singkat pada tahun 2011 ketika Muhamad Mursi dari Ikhwanul Muslimin terpilih sebagai presiden dan memerintah selama dua tahun, sampai ia digulingkan oleh Presiden saat ini Abdel Fattah Al-Sisi.

Kasus mata-mata Mesir yang dicurigai itu adalah bagian dari laporan yang disajikan di Berlin oleh Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer, yang temuan utamanya menunjukkan bahwa ekstremisme sayap kanan di Jerman telah meningkat tajam tahun lalu. (DW) 


latestnews

View Full Version