View Full Version
Selasa, 11 Aug 2020

Satu-satunya Penyeberangan Antara Gaza Dan Mesir Dibuka Setelah Berbulan-bulan Ditutup

GAZA, MESIR (voa-islam.com) - Satu-satunya penyeberangan antara Gaza dan Mesir dibuka pada Selasa (11/8/2020) selama 72 jam, memungkinkan orang meninggalkan kantong Palestina untuk pertama kalinya sejak wabah virus Corona baru dimulai.

Penyeberangan Rafah di Gaza selatan ditutup pada Maret, ketika Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang mengendalikan jalur itu, berusaha untuk berjaga-jaga terhadap wabah virus besar di wilayah padat penduduk dengan infrastruktur kesehatan yang lemah.

Rafah dibuka selama tiga hari pada bulan April, tetapi hanya untuk memungkinkan warga Gaza yang terdampar di luar negeri untuk pulang. Persimpangan dibuka kembali untuk pergerakan dua arah terbatas pada hari Selasa.

Juru bicara kementerian dalam negeri Gaza Iyad Al-Bazam mengatakan orang-orang yang memegang paspor asing, izin tinggal asing atau kebutuhan medis darurat "akan diizinkan untuk pergi".

Ratusan warga Gaza telah berkumpul sebelum fajar di ruang tunggu bersiap untuk keluar, kata wartawan AFP.

Warga Gaza Hatem al-Mansi mengatakan kepada AFP bahwa dia membutuhkan perawatan medis, tetapi menyuarakan keprihatinan tentang risiko infeksi di Mesir, yang telah mendaftarkan 95.000 kasus COVID-19, dibandingkan dengan hanya 81 di Gaza.

“Ada ketakutan tertular COVID-19 di mobil atau bus di Mesir,” katanya kepada AFP. "Di Gaza, kami tidak punya masalah itu."

Gaza, di bawah blokade yang diberlakukan Israel sejak 2007, secara unik dilindungi dari virus Corona karena aksesnya sudah dikontrol dengan ketat sebelum wabah.

Tetapi kondisi ekonomi yang mengerikan dan sistem perawatan kesehatan yang buruk, sebagian disebabkan oleh blokade, juga membuat Gaza sangat rentan terhadap virus tersebut.

Hamas telah mempertahankan pembatasan ketat selama pandemi.

Siapa pun yang kembali dari Mesir akan ditempatkan di fasilitas karantina khusus selama tiga minggu, kata kepala pengendalian infeksi di kementerian kesehatan Gaza, Rami Al-Abadala.

"Setiap yang kembali akan diberi masker dan akan diuji saat masuk," katanya.

Sejumlah besar polisi, dokter, dan perawat ditempatkan di Rafah Selasa pagi untuk menampung para pengungsi yang kembali. (AFP)


latestnews

View Full Version