JENEWA, SWISS (voa-islam.com) - Sebuah kelompok hak asasi manusia pada hari Senin (28/12/2020) meminta Uni Emirat Arab untuk menutup lusinan penjara rahasia yang dijalankan negara Teluk tersebut di Yaman.
SAM for Rights and Liberties yang bermarkas di Jenewa mengatakan pasukan Emirat sengaja menahan "ribuan warga Yaman, termasuk lawan politik, pembuat opini, dan bahkan warga sipil, tanpa dakwaan atau presentasi kepada otoritas peradilan" di penjara-penjara ini.
Mereka meminta Dewan Keamanan PBB untuk bekerja menutup penjara semacam itu, dan memastikan bahwa para pelanggar dibawa ke pengadilan.
Dalam sebuah pernyataan video pada 26 Desember, kelompok tersebut mengutip salah satu laporannya pada bulan September tentang penjara di Yaman yang diawasi oleh Arab Saudi dan UEA, yang mengatakan bahwa puluhan tahanan menjadi sasaran "bentuk penyiksaan yang kejam".
Ini menyerukan penyelesaian segera atas kasus-kasus para tahanan, dan mereka yang dihilangkan secara paksa, dan memastikan semua hak mereka, termasuk pengadilan yang adil.
Yaman, salah satu negara termiskin di dunia Arab, telah dihancurkan oleh perang saudara sejak 2014, ketika pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran menguasai sebagian besar negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut, termasuk ibu kota Sana'a.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi Arab yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial pemberontak Syi'ah Houtsi.
Menurut PBB, konflik tersebut sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 200.000 orang, bersama dengan krisis kemanusiaan yang memburuk, yang kini diperparah oleh dampak wabah COVID-19. (AA)