View Full Version
Selasa, 29 Nov 2022

Mantan striker Jerman Minta Maaf Setelah Ejek Pakaian Qatar Saat Komentari Pertandingan Piala Dunia

BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Mantan striker Jerman Sandro Wagner pada hari Senin (28/11/2022) meminta maaf karena menggambarkan pakaian tradisional pria Qatar sebagai "jubah mandi" saat mengomentari pertandingan Piala Dunia tim Jerman melawan Spanyol sehari sebelumnya.

Selama komentarnya untuk penyiar publik ZDF pada pertandingan Ahad malam, mantan striker Bayern Munich itu mengatakan bahwa pada pandangan pertama, dia mengira salah satu ujung Stadion Al Bayt di Al Khor penuh dengan penggemar Jerman.

"Baru kemudian saya menyadari bahwa itu adalah jubah mandi Qatar," tambahnya, mengacu pada Thaub, pakaian tradisional pria Qatar.

Thaub adalah jubah putih panjang dengan lengan panjang. Ini adalah sumber kebanggaan bagi warga Qatar, serta orang Arab lainnya di wilayah tersebut, di mana setiap negara memiliki Thaub nasionalnya.

Komentar rasis

Komentar mantan pesepakbola itu menuai banyak kontroversi di media sosial. Banyak yang menganggapnya "rasis", men-tweet kemarahan mereka pada ZDF.

Dalam pernyataan yang dibagikan di akun Twitter penyiar pada hari Senin, Wagner menggambarkan komentarnya sebagai "dianggap buruk" dan "tidak pantas". Dia meminta maaf jika ada yang merasa "diserang" olehnya, menekankan bahwa itu bukan niatnya.

Penyiar Jerman juga membahas komentar tersebut, dengan mengatakan: "Komentar Sandro Wagner tentang Thaub sayangnya terjadi selama fase emosional permainan. Dia tidak diizinkan (untuk mengatakan itu). Kami akan membicarakannya."

Pertandingan berakhir dengan hasil imbang, sementara Jerman berharap menang untuk meningkatkan peluangnya lolos ke babak turnamen berikutnya.

ZDF mengatakan tidak berniat memecat komentator, mengatakan dia melakukan pekerjaan dengan baik, lapor kantor berita Jerman dpa. Dia selanjutnya akan jadi komentator di pertandingan antara Polandia dan Argentina pada hari Rabu.

Qatar, tuan rumah Piala Dunia tahun ini, telah menjadi pusat kontroversi sejak awal turnamen. Negara Muslim konservatif itu telah melarang minuman beralkohol di stadion, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya di penyelenggaraan Piala Dunia, serta pelarangan ban lengan OneLove yang rencananya akan dikenakan oleh kapten dari beberapa negara, termasuk Jerman, sebagai bentuk dukungan untuk hak-hak LGBTQ.

Di sisi lain, para komentator baik di dalam maupun di luar dunia berbahasa Arab telah mempertanyakan mengapa Qatar dikritik begitu keras, menunjukkan hal itu tidak ada hubungannya dengan masalah politik dan lebih berkaitan dengan rasisme, orientalisme, bahkan Islamofobia.


latestnews

View Full Version