View Full Version
Jum'at, 17 Oct 2025

Prajurit Israel yang Dibebaskan Mengaku Diperbolehkan Hamas Beribadah dan Diberikan Kitab Taurat

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Seorang prajurit Israel yang dibebaskan oleh Hamas mengatakan bahwa kelompok tersebut memperbolehkannya beribadah dan bahkan memberinya kitab Taurat selama masa penahanannya di Gaza.

Matan Angrest, yang dibebaskan pada Senin lalu, mengatakan kepada Channel 13 Israel bahwa ia meminta kepada para penjaganya tefillin (kotak doa kecil yang dikenakan oleh umat Yahudi saat berdoa), sebuah siddur (buku doa Yahudi), dan gulungan kitab Taurat.

Ia menuturkan bahwa Hamas memenuhi permintaannya dengan memberikan benda-benda tersebut, yang diambil dari tempat-tempat yang sebelumnya diduduki oleh tentara Israel di Gaza.

Angrest menambahkan bahwa selama masa penahanan di dalam terowongan, ia tetap berdoa tiga kali sehari dan selamat dari beberapa serangan udara Israel yang menghantam area di dekat tempat ia disekap.

Perlakuan terhadap para tawanan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, kerap menarik perhatian publik. Dalam beberapa pembebasan sebelumnya, para tawanan yang dibebaskan tampak melambaikan tangan dan berpamitan kepada para pejuang Hamas yang menjaga mereka.

Kelompok itu berulang kali menegaskan bahwa mereka berusaha menjaga keselamatan para tawanan dan memperingatkan bahwa pemboman Israel yang “tanpa pandang bulu dan berdarah” justru membahayakan nyawa mereka.

Dalam dua tahun terakhir, operasi militer Israel di Gaza telah menyebabkan tewasnya 26 tawanan, baik karena serangan udara maupun kondisi penahanan yang berat.

Hamas menawan sekitar 251 orang saat melakukan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Salah satu insiden paling menonjol terjadi pada Desember 2023, ketika tentara Israel menembak mati tiga tawanan Israel yang sedang mengibarkan bendera putih—yang kemudian diakui oleh militer Israel sebagai sebuah “kesalahan”.

Pada 9 Februari 2024, pihak militer menyatakan hasil penyelidikan menunjukkan bahwa seorang tawanan bernama Yossi Sharabi, dari Kibbutz Be’eri dekat perbatasan Gaza, “kemungkinan besar tewas” akibat serangan udara Israel. Sebulan sebelumnya, pihak kibbutz telah mengumumkan kematian Sharabi.

Sejak Senin lalu, Hamas telah membebaskan 20 tawanan Israel dalam keadaan hidup, dan hingga Rabu malam, menyerahkan jenazah 10 orang lainnya sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Gaza.

Kelompok tersebut menyatakan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengevakuasi jenazah lainnya karena kurangnya peralatan, serta karena pemboman intensif Israel telah menyebabkan kehancuran besar-besaran yang membuat akses ke beberapa wilayah menjadi sangat berbahaya atau bahkan mustahil.

Sebagai imbalan, Israel telah membebaskan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup, bersama dengan 1.718 tahanan lainnya yang ditangkap di Gaza setelah 8 Oktober 2023.

Gambar-gambar para tawanan Israel yang dibebaskan awal pekan ini menunjukkan mereka tampak tersenyum dan bersih, sangat kontras dengan kondisi para tahanan Palestina yang dilepaskan Israel.

Rekaman para tahanan Palestina yang dibebaskan menunjukkan mereka tampak lelah, kurus, dan menderita akibat masa penahanan panjang serta kekerasan di penjara-penjara Israel. Laporan dari kelompok HAM menyebut mereka mengalami kekerasan fisik, termasuk pemerkosaan, penganiayaan, serta kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.

Lebih dari 10.000 warga Palestina masih ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk anak-anak dan perempuan, banyak di antaranya ditahan di bawah sistem “penahanan administratif”, tanpa dakwaan maupun pengadilan.

Dengan dukungan Amerika Serikat, perang Israel di Gaza sejak 8 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 67.913 orang dan melukai 170.134 lainnya — sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. (TNA/Ab)


latestnews

View Full Version