View Full Version
Ahad, 09 Nov 2025

Penyelidikan Ungkap Pejabat Tinggi UEA Terlibat Perekrutan Tentara Bayaran Asing untuk RSF

CALIFORNIA (voa-islam.com) - Sebuah penyelidikan baru mengungkapkan bahwa seorang pejabat tinggi Uni Emirat Arab (UEA) terhubung dengan perusahaan yang memasok tentara bayaran asal Kolombia kepada kelompok bersenjata yang dikenal sebagai Rapid Support Forces (RSF) di Sudan. Temuan ini memperkuat bukti keterlibatan militer rahasia UEA dalam konflik berdarah di negara Afrika tersebut.

Laporan yang diterbitkan pada Rabu (5/11/2025) oleh The Sentry, sebuah lembaga riset yang menelusuri praktik korupsi global, menjelaskan bahwa Ahmed Mohamed Al Humairi, Sekretaris Jenderal Kantor Kepresidenan UEA, adalah pendiri dan mantan pemilik perusahaan keamanan yang kini memasok tentara bayaran asal Kolombia kepada RSF di Sudan.

Laporan berjudul “Sudan Mercenaries Linked to Business Partner of Top UAE Bureaucrat” itu juga mengungkap bahwa perusahaan tersebut — Global Security Services Group (GSSG) — dioperasikan oleh Mohamed Hamdan Al Zaabi, seorang pengusaha Emirat sekaligus rekan dekat Al Humairi.

Meski Al Humairi secara publik telah melepaskan kepemilikannya, ia tetap memiliki hubungan erat dengan CEO perusahaan saat ini, yang menunjukkan bahwa ia masih memiliki pengaruh di balik layar.

“Keterkaitan dengan pejabat senior pemerintah Emirat — yang memegang posisi setara dengan kepala staf Gedung Putih — menjadi bukti lebih lanjut adanya hubungan tingkat tinggi antara UEA dan RSF, kelompok yang dituduh melakukan genosida di Sudan,” demikian isi laporan investigasi tersebut.

Penyelidikan itu juga mengungkap bagaimana mantan prajurit Kolombia — yang direkrut oleh mantan perwira Angkatan Darat Kolombia, Álvaro Quijano — aktif di wilayah Darfur bersama RSF. Mereka terlibat dalam pelatihan pasukan RSF (termasuk anak-anak tentara), menerima pelatihan drone di Abu Dhabi, serta bergiliran melalui pangkalan militer di Somalia yang dikendalikan oleh UEA.

“Peran GSSG dalam menyediakan petempur Kolombia untuk bertugas di Darfur merupakan bagian dari tren yang lebih luas di UEA, di mana tentara asing memainkan peran penting. Seperti French Foreign Legion, UEA merekrut warga asing ke dalam angkatan bersenjatanya sendiri… Selain itu, UEA juga dikenal menugaskan unit tentara bayaran lengkap untuk berperang di luar negeri demi kepentingannya,” tulis laporan tersebut.

Laporan The Sentry juga menjabarkan berbagai alasan di balik dukungan UEA terhadap RSF, termasuk kepentingan ekonomi yang berkaitan dengan perdagangan emas Sudan yang mengalir ke Dubai, serta pemanfaatan RSF sebagai sumber pasukan bayaran murah yang bisa dikerahkan dalam konflik regional lainnya.

Pengambilalihan El Fasher baru-baru ini oleh RSF — di mana ribuan warga sipil tewas hanya dalam hitungan hari — telah meningkatkan sorotan dunia terhadap peran UEA dalam kekerasan tersebut.

Dipandu langsung oleh pimpinan tertinggi negara, UEA kini muncul sebagai pendukung asing utama RSF, memberikan dana dan sumber daya militer yang menopang apa yang digambarkan sebagai kampanye pembersihan etnis.

Dukungan itu tampak bukan sekadar keterlibatan pasif, melainkan strategi aktif dan terencana untuk mencapai tujuan geopolitik dan ekonomi UEA di kawasan Tanduk Afrika, dengan cadangan emas besar Sudan dan garis pantai strategis Laut Merah sebagai target utamanya.

Keterlibatan UEA begitu besar hingga pemerintah Sudan menggugat UEA di Mahkamah Internasional (ICJ), menuduh negara tersebut sebagai kekuatan pendorong di balik genosida dan telah melanggar Konvensi Anti-Genosida melalui dukungannya terhadap RSF. (ptv/Ab)


latestnews

View Full Version