Kabul (voa-islam.com): Konflik bersenjata berkelanjutan di Afghanistan telah meningkatkan jumlah korban di kalangan penduduk sipil, seperti yang dibeberkan dalam data yang diterbitkan oleh Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA). Setidaknya 5.978 warga sipil tewas dan terluka pada tahun 2009, menurutu laporan tahunan tentang perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.
Dalam periode dari 1 Januari sampai 31 Desember 2009 konflik telah menewaskan 2.412 warga sipil, lebih banyak 14% dari tahun 2008, menurut laporan UNAMA. Kebanyakan dari korban tersebut diderita penduduk dari propinsi Helmand, Nimruz, Uruzgan dan Zabul.
Taliban mempertanyakan kevalidan data dari UNAMA tersebut dan menyatakan bahwa organisasi tersebut menyebarkan informasi yang tidak benar dan bias.
Misi tersebut mencatat eskalasi konflik, yang berdampak pada daerah yang tenang sebelumnya, seperti daerah tenggara, dan pedalaman, juga di daerah pedesaan ke perkotaan.
Pakar PBB mengatakan bahwa pada tahun 2009 Taliban telah menewaskan penduduk sipil 2,73 kali lebih banyak dari pasukan pemerintah. Lagi-lagi UNAMA menyalahkan Taliban atas kematian 1,630 orang (67% dari total jumlah korban), naik 42% dari tahun 2008.
Menurut UNAMA, ledakan dari bom IED buatan taliban dan serangan bunuh diri telah menewaskan 1.054 warga sipil. Taliban juga dituduh melakukan pembunuhan sebanyak 225 orang yang diantaranya adalah tetua suku, guru, dokter dan pekerja bantuan.
Sedang jumlah korban operasi militer oleh pasukan pemerintah dan pasukan asing menurun 28% dibanding tahun sebelumnya, kata UNAMA. Mereka hanya menewaskan total 596 warga sipil.
Jawaban Taliban
Taliban menjawab data-data dari UNAMA yang sangat memojokkan mereka tersebut. Taliban mempertanyakan kevalidan data dari UNAMA tersebut dan menyatakan bahwa organisasi tersebut menyebarkan informasi yang tidak benar dan bias.
"Penilaian yang bias dan dukungan buta dari satu pihak hanya menimbulkan pertanyaan serius mengenai kevalidan informasi yang anda berikan", pernyataan dari pihak Taliban yang dikirim kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon.
UNAMA lalu balik membantah tuduhan Taliban, mereka mengatakan bahwa itu adalah tugas studi yang tidak memihak, hal tersebut berdasarkan fakta dan saksi mata yang telah diverifikasi. "Kami mencari data dengan menanyai di kedua belah sisi konflik, untuk membuktikan netralitas kita", kata jurubicara UNAMA Aleem Siddique.
Malahan, UNAMA menuduh pembunuhan yang dilakukan Taliban telah melanggar "Code of Conduct" atau Kode Etik Perang Taliban yang mereka terbitkan pada Juli 2009 oleh pemimpin mereka Mullah Umar. Salah satu peraturan dalam buku panduan mujahid tersebut memerintahkan pasukannya untuk menghindari korban sipil.
[voa-islam/cno]