KABUL (voa-islam.com) - Penderitaan rakyat Afghanistan telah mencapai pada tingkat "tak tertahankan" akibat konflik yang tersebar di seluruh negeri, kata pejabat Palang Merah Internasional hari Selasa kemarin.
Konflik yang berjalan beberapa dekade telah berdampak buruk terhadap tiap keluarga di Afghanistan ini, kata Pierre Kranhenbuehl, direktur operasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dalam jumpa pers nya di Tokyo.
"Saya bisa membayangkan bahwa disana tidak ada satu keluarga pun, dengan berbagai cara bisa disentuh, mereka kehilangan sanak keluarga, lalu memilih meniggalkan negerinya", sejak tentara Soviet menjajah negeri itu pada 1979, katanya.
Kraehenbuehl, yang sudah selama dua tahun berada di Afghanistan mulai pertengahan tahun 90 an, mengatakan "kekhawatiran utama kami saat ini adalah bahwa selama dua tahun ini konflik semakin meningkat".
"Penyebaran konflik secara goegrafis juga meningkat. Jadi konflik saat ini tidak terbatas pada bagian selatan Afghanistan saja, konflik saat ini telah menyebar ke barat, dan bagian utara negeri itu".
Seharusnya pejabat Palang Merah Interasional ini tahu, siapa yang mengakibatkan konflik berkepanjangan tersebut. Bangsa manakah yang memulai invasi di Afghanistan, yang kemudian dilanjutkan secara estafet oleh penjajah bangsa Barat lainnya. Bukan pembangunan perkotaan dan pedesaan yang dibutuhkan rakyat Afghanistan saat ini seperti yang ia sampaikan dalam jumpa pers nya di Tokyo beberapa hari sebelum pertemuan London yang membicarakan masa depan Afghanistan.
Yang dibutuhkan rakyat Afghanistan saat ini adalah hengkangnya pasukan Barat pimpinan Amerika dari negeri seribu Mullah tersebut. [zak/rw]